Pesugihan Bercampur Orkestra di Film 'Satan Jawa' Garin Nugroho

Pesugihan Bercampur Orkestra di Film 'Satan Jawa' Garin Nugroho

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Selasa, 09 Feb 2016 16:10 WIB
Foto: M. Iqbal Fazarullah Harahap
Jakarta -

Tahun 2015, sutradara Garin Nugroho sempat menceritakan kepada detikHOT soal proyek film barunya yang diberi judul 'Satan Jawa'. Ditemui beberapa waktu lalu, Garin membocorkan lebih rinci cerita filmnya.

"Ceritanya tentang pesugihan. Kalau di Jawa itu, ada tujuh cara melakukan pesugihan, salah satunya namanya kandang bubrah. Itu kaya rumah orang kaya, tapi nggak kerja terus rumahnya rusak terus. Nah, itu mesti dibilang orang-orang ikut pesugihan kandang bubrah," ungkap Garin kepada detikHOT.

Seperti yang pernah diungkapnya, 'Satan Jawa' akan tayang dalam konsep film bisu berwarna hitam-putih. Menariknya, konsep itu akan dibalut oleh alunan orkestra maestro musik tradisional Rahayu Supanggah, yang dimainkan secara langsung oleh Melbourne Symphony Orchestra.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sinopsisnya sih ada cowok jatuh cinta dengan cewek. Ceweknya kelas bangsawan, tapi cowoknya tukang jual sapu. Si cowok itu frustasi ditolak sama keluarga ceweknya, lalu dia mencari pesugihan, ya pesugihan kandang bubrah itu. Pas sudah nikah, akhirnya si suami ngaku kalau di ikut pesugihan kandang bubrah, istrinya sedih," cerita Garin.

"Nah, terus si istri pergi mencari setan yang kerja sama suaminya. Dia mau negosiasi. Negosiasi apa? Lanjutnya nonton langsung. Pokoknya nanti nonton filmnya bisa sekalian belajar pesugihan," sambungnya seraya tertawa.

Situs resmi 'Satan Jawa'



Pemeran utama 'Satan Jawa' adalah pendatang baru bernama Asmara Abigail. Selain itu, filmnya juga banyak diperkuat oleh para seniman tari asal Solo.

"Rencananya 'Satan Jawa' akan tayang 2017 awal," tutup Garin singkat.

Saat ini, Garin Nugrohos sedang dalam rangka mempromosikan film terbarunya berjudul 'Aach... Aku Jatuh Cinta' yang diperankan oleh Pevita Pearce dan Chicco Jerikho. Film tersebut memuat drama cinta penuh komedi dan rayuan dengan latar belakang pergolakan situasi politik, budaya dan ekonomi Indonesia sejak era 70 sampai 90.

(mif/tia)

Hide Ads