The Crying Game
|
Mungkin film ini banyak dibicarakan oleh banyak orang karena memberikan perasaan campur aduk ketika melihat rahasia besar dalam 'The Crying Game'. Dipertengahan durasi film ini akan memberikan fokus yang berbeda dari awal cerita, nuansa romantis disatukan dengan kejutan yang mampu membuat menghenyak penontonnya.
Cerita antara penculik dan sang tahanan dikembangkan sedemikian rupa. Diawali dengan penculikan Jody (Forest Whitaker) oleh seorang anggota IRA Fergus (Stephen Rea), sampai akhirnya menoreh rasa simpati, dan terhubung pada romansa cinta yang tak terduga dengan berbagai ancaman.
Soylent Greenn
|
Film ini menyiapkan hal tak terduga yang ada di akhir cerita ironis, dan mungkin dapat mengakibatkan mual saat menontonnya.
Saat keadaan New York menjadi sangat kacau, dan hanya ada satu jenis makanan di negeri itu. Satu-satunya makanan yang tersedia adalah wafer yang berprotein tinggi dan berwarna hijau buatan Syolent Corp dan diberi nama 'Soylent Green'.
Ketika timbul kecurigaan atas kematian pemilik firma hukum dan dilakukan penyelidikan oleh detektif Ty Thorn (Charles Herlston), ditemukan hal-hal aneh, yaitu makanan seperti daging dan lain-lain. Ty menyusup ke ruang bawah tanah dan melihat adanya fasilitas pendampingan bunuh diri. Fakta mengejutkan timbul saat sang detektif menemukan bahan pembuatan wafer soylent green yang diperebutkan oleh warga New York.
Fight Club
|
Tetapi film drama psikologis (1999) yang sangat apik dan ditampilkan oleh David Fincher ini mengecoh fokus penontonnya dengan aksi perkelahian serta konflik antara dua karakter hingga penonton tidak 'sadar' pada detail cerita.
Ketidakstabilan jiwa dari tokoh utama mengundang twist di akhir cerita 'Fight Club', yang mungkin jika kita tidak cermat menontonnya dari awal, bisa merujung pada kebingungan.
Primal Fear
|
Ia memerankan tokoh anak yang dituduh menghabisi nyawa uskup agungnya, tetapi sang pengacara Richard Gere (Martin Vail) mengungkapkan bahwa ada orang ketiga yang melakukannya.'
Film ini sangat sederhana dengan dialog-dialog cerdas, inti ceritanya hanyalah 'Benarkah Ed yang membunuh sang uskup? Jika tidak benar? Siapa yang melakukannya?' Akhir dari cerita ini mengungkap fakta yang menggetarkan.
Psycho
|
Film karya Alfred Hitchcock ini memiliki akhir yang tidak dapat diprediksi, dan luar biasa. Alfred mampu membuat para penonton menarik nafas dalam-dalam dengan kombinasi pengambilan setting, suasana dan iringan musik dalam film yang rilis pada tahun 1960 ini.
'Psycho' memberikan ending yang tak terduga, saat adegan Norman Bates tertawa, adegan yang terlihat biasa saja tapi cukup mengerikan dan memberikan kesan 'meneror'. Selain twist ending itu, adegan di kamar mandi banyak dibicarakan menjadi adegan yang sangat menakutkan.
Halaman 2 dari 6