Aktor yang juga Ketua Badan Perfilman Indonesia itu menganggap kerjasama lintas negara di film 'Gunung Emas Almayer' bisa menjadi tradisi baru perfilman nasional.
"Jelas buat saya cukup merasa gembira, film semacam ini dibikin oleh teman-teman saya di Malaysia bisa tayang di sini (Indonesia). Kita sama-sama satu kultur dalam menilai, dan kalau kita bisa sama-sama, bisa jadi tradisi yang baru memproduksi dan mencari pasar bersama," tutur Alex Komang usai Press Screening di Epicentrum XXI Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (3/11/2014).
Tim produksi film adaptasi novel berjudul 'Almayers Folly' itu memang berasal dari banyak negara. Sutradara, U-Wei dan para pemain utama berasal dari Malaysia, di antaranya Sofia Jane, Adi Putra, Diana Danielle. Ada juga aktor Inggris, Peter O'Brien yang berperan sebagai Kaspar Almayer. Indonesia sendiri menurunkan El Manik, Alex Komang dan Rahayu Saraswati.
Departemen Director of Photorgraphy (DOP) dihadirkan dari Polandia, sementara desainer untuk semua produksi juga didatangkan dari Australia dan Jepang. Mengenai kostum, Malaysia menjadi negara yang dipilih, sedangkan proses editing yang mempercayakan kepada seniman Australia.
"Film ini membuka pintu kerjasama yang lebar dengan mancanegara. Tentu ini pergerakan yang baik untuk film nasional. Maka dari itu, ajak keluarga, teman dan orang-orang lain untuk datang dan menonton," pungkas pemain sekaligus Executive Produser, Rahayu Saraswati.
Mengangkat sebuah kisah lama ke dalam layar lebar bukan hanya perkara membangun cerita. Ada hal lain berupa properti dan lokasi yang juga harus dibangun demi mendongkrak alur cerita itu sendiri.
'Gunung Emas Almayer' yang mengambil latar belakang Malaka pada tahun 1830. Mau tak mau, tim harus membangun semua properti dan kostum pada zaman itu, termasuk lokasi spesial yang dipilih untuk mendapatkan suasana yang pas.
"Film ini sepenuhnya melakukan syuting di daerah Malaysia. Kuala Lipis, Kenong Park dan Pekan," ujar sang sutradara, U-Wei.
Memang terasa spesial, dalam film berdurasi sekitar 120 menit itu, 'Gunung Emas Almayer' menampilkan kondisi Malaka masa lampau. Sungai yang menjadi jalur distribusi utama, hutan yang masih lebat dan para penduduk lokal yang masih memiliki ciri khas sesuai zaman itu.
"Saya melakukan syuting selama 45 hari, tapi film ini risetnya sudah lama. Saya sendiri tidak mengenal kata puas, jadi kalau ditanya, saya nggak puas. Nanti kalau puas tidak bikin film lagi," tambah U-Wei dalam logat melayu yang kental.
'Gunung Emas Almayer' mulai tayang di bioskop Kamis (6/3/2014) mendatang.
(hap/ich)