Elemen Menarik dari Film 'Marmut Merah Jambu'
|
Bangkitkan Kenangan Cinta Pertama
|
akan bisa tergantikan.
Ia pun menuangkan pengalamannya tersebut dalam buku yang juga telah ia adaptasi ke dalam film lewat Marmut Merah Jambu.
Bicara soal filmnya itu yang akan tayang 8 Mei nanti di bioskop, Radit mengaku tak punya harapan yang muluk. Targetnya hanya satu yakni bisa membangkitkan kenangan
cinta masa sekolah bagi penontonnya nanti.
"Gue cuma pengen, penonton yang nonton nanti langsung ambil handphone dan hubungi mantan pacar pertama mereka," ungkap Radit.
Bangkitkan Kenangan Cinta Pertama
|
akan bisa tergantikan.
Ia pun menuangkan pengalamannya tersebut dalam buku yang juga telah ia adaptasi ke dalam film lewat Marmut Merah Jambu.
Bicara soal filmnya itu yang akan tayang 8 Mei nanti di bioskop, Radit mengaku tak punya harapan yang muluk. Targetnya hanya satu yakni bisa membangkitkan kenangan
cinta masa sekolah bagi penontonnya nanti.
"Gue cuma pengen, penonton yang nonton nanti langsung ambil handphone dan hubungi mantan pacar pertama mereka," ungkap Radit.
Keseruan Masa SMA
|
Ina Mangunkusumo (Dina Anjani), cinta pertamanya di SMA. Kepada Bapak Ina (Tio Pakusadewo), Dika menceritakan tentang usahanya di SMA membuat grup detektif untuk
menarik perhatian Ina, bersama Bertus (Julian Liberty), temannya yang sama-sama anak terbuang di sekolah.
Dika juga bercerita tentang persahabatannya dengan cewek unik bernama Cindy (Sonya Pandarmawan) di SMA. Lalu, seiring dengan Dika bercerita, seiring itu pula dia
sadar, ada kasus di masa lalunya yang belum selesai hingga dia dewasa. Saat dia berusaha memecahkannya, saat itu pula pertanyaan menggantung, benarkah cinta pertama
nggak kemana-mana?
Keseruan Masa SMA
|
Ina Mangunkusumo (Dina Anjani), cinta pertamanya di SMA. Kepada Bapak Ina (Tio Pakusadewo), Dika menceritakan tentang usahanya di SMA membuat grup detektif untuk
menarik perhatian Ina, bersama Bertus (Julian Liberty), temannya yang sama-sama anak terbuang di sekolah.
Dika juga bercerita tentang persahabatannya dengan cewek unik bernama Cindy (Sonya Pandarmawan) di SMA. Lalu, seiring dengan Dika bercerita, seiring itu pula dia
sadar, ada kasus di masa lalunya yang belum selesai hingga dia dewasa. Saat dia berusaha memecahkannya, saat itu pula pertanyaan menggantung, benarkah cinta pertama
nggak kemana-mana?
Aktor-aktor Baru yang Muda dan Berbakat
|
ini. Setiap dia muncul, selalu ada tingkahnya yang membuat kita tergelak.
Sosok Cindy juga mengingatkan kembali bahwa mungkin saja ada seseorang di sekeliling kita yang memberi perhatian lebih tanpa kita sadari. Perhatian diam-diam seperti
yang tertuang dalam potongan puisi Sapardi Djoko Damono, "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang
menjadikannya abu..."
Aktor-aktor Baru yang Muda dan Berbakat
|
ini. Setiap dia muncul, selalu ada tingkahnya yang membuat kita tergelak.
Sosok Cindy juga mengingatkan kembali bahwa mungkin saja ada seseorang di sekeliling kita yang memberi perhatian lebih tanpa kita sadari. Perhatian diam-diam seperti
yang tertuang dalam potongan puisi Sapardi Djoko Damono, "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang
menjadikannya abu..."
Cameo Berkesan
|
Dolken sebagai ketua ekskul sepakbola, Franda, Pandji Pragiwaksono, Kamga 'Tangga', Feby Febiola, Dewi Irawan, dan masih banyak lagi.
Β
Cameo Berkesan
|
Dolken sebagai ketua ekskul sepakbola, Franda, Pandji Pragiwaksono, Kamga 'Tangga', Feby Febiola, Dewi Irawan, dan masih banyak lagi.
Β
Film Pertama Raditya Dika sebagai Sutradara
|
serial 'Malam Minggu Miko'. Bagaimana debutnya sebagai sutradara di layar lebar?
Sepertinya visi sederhana Dika cukup tersampaikan dengan baik. Dengan mengambil porsi 70 persen cerita dengan latar di SMA, penonton memang dibawa kembali ke masa
putih abu-abu dengan segala ceritanya, intrik di sekolah, persahabatan, dan terutama kenangan cinta pertama.
Film Pertama Raditya Dika sebagai Sutradara
|
serial 'Malam Minggu Miko'. Bagaimana debutnya sebagai sutradara di layar lebar?
Sepertinya visi sederhana Dika cukup tersampaikan dengan baik. Dengan mengambil porsi 70 persen cerita dengan latar di SMA, penonton memang dibawa kembali ke masa
putih abu-abu dengan segala ceritanya, intrik di sekolah, persahabatan, dan terutama kenangan cinta pertama.
Halaman 2 dari 12