Anggy memulai kariernya sebagai penulis skenario semenjak duduk di bangku SMA dan menjadi editor pada umur 20 tahun. Sambil meneruskan hobinya menulis, ia mulai duduk di kursi penyutradaraan setahun kemudian dengan debutnya lewat sebuah video musik band Metal bernama Purgatory. Belakangan, ia pun menjadi bagian personel di dalam band itu hingga saat ini sebagai scratch DJ.
Di awal 2004, Anggy meneruskan keseriusannya menjadi sutradara dalam industri periklanan dan video musik. Ratusan iklan dan puluhan video musik dari berbagai artis seperti Dewa 19, Agnes Monica, D'masiv, Bunga Citra Lestari, Indah Dewi Pertiwi, Letto, Afgan, Nidji, Samsons, Sherina, Peterpan, Geisha, Ridho Rhoma, Iwan Fals, ST 12 sampai video Indah Dewi Pertiwi yang kabarnya berbujet Rp 1 miliar.
Anggy memulai kariernya sebagai penulis skenario semenjak duduk di bangku SMA dan menjadi editor pada umur 20 tahun. Sambil meneruskan hobinya menulis, ia mulai duduk di kursi penyutradaraan setahun kemudian dengan debutnya lewat sebuah video musik band Metal bernama Purgatory. Belakangan, ia pun menjadi bagian personel di dalam band itu hingga saat ini sebagai scratch DJ.
Di awal 2004, Anggy meneruskan keseriusannya menjadi sutradara dalam industri periklanan dan video musik. Ratusan iklan dan puluhan video musik dari berbagai artis seperti Dewa 19, Agnes Monica, D'masiv, Bunga Citra Lestari, Indah Dewi Pertiwi, Letto, Afgan, Nidji, Samsons, Sherina, Peterpan, Geisha, Ridho Rhoma, Iwan Fals, ST 12 sampai video Indah Dewi Pertiwi yang kabarnya berbujet Rp 1 miliar.
Anggy memulai karya perdananya di industri film layar lebar lewat 'Mama Cake' yang rilis pada 2012. Drama komedi satir 'quarter life crisis' yang ia tulis sendiri pada 8 tahun lalu itu menceritakan tentang perjalanan tiga sahabat dalam mencari cinta, persahabatan, takdir dan tujuan yang sebenarnya melalui proses pembelian sebungkus brownies Mama Cake untuk seorang nenek yang sedang sakit keras. Sayangnya, film perdana Anggy kurang sukses di box office.
Film Anggy selanjutnya masih bekerjasama dengan Falcon Pictures. Ia mengarahkan 'Coboy Junior The Movie' yang cukup sukses dengan meraih lebih dari 700 ribu penonton. Pencapaian lebih tinggi didapatkan sutradara kelahiran 21 Oktober 1980 itu lewat film 'Comic 8'. Dalam 11 hari pemutarannya, film tersebut sudah menembus angka satu juta penonton, dan terus menghitung karena masih tayang.
Anggy memulai karya perdananya di industri film layar lebar lewat 'Mama Cake' yang rilis pada 2012. Drama komedi satir 'quarter life crisis' yang ia tulis sendiri pada 8 tahun lalu itu menceritakan tentang perjalanan tiga sahabat dalam mencari cinta, persahabatan, takdir dan tujuan yang sebenarnya melalui proses pembelian sebungkus brownies Mama Cake untuk seorang nenek yang sedang sakit keras. Sayangnya, film perdana Anggy kurang sukses di box office.
Film Anggy selanjutnya masih bekerjasama dengan Falcon Pictures. Ia mengarahkan 'Coboy Junior The Movie' yang cukup sukses dengan meraih lebih dari 700 ribu penonton. Pencapaian lebih tinggi didapatkan sutradara kelahiran 21 Oktober 1980 itu lewat film 'Comic 8'. Dalam 11 hari pemutarannya, film tersebut sudah menembus angka satu juta penonton, dan terus menghitung karena masih tayang.
Anggy memiliki gaya keseharian yang unik layaknya seniman. Ia senang dengan pakaian longgar dan celana gombrong. Sejak dulu, Anggy juga memiliki gaya rambut mohawk yang kada berwarna-warni. Anggy juga sering memakai topi bundar dengan model-model berbeda.
Anggy memiliki gaya keseharian yang unik layaknya seniman. Ia senang dengan pakaian longgar dan celana gombrong. Sejak dulu, Anggy juga memiliki gaya rambut mohawk yang kada berwarna-warni. Anggy juga sering memakai topi bundar dengan model-model berbeda.
Jika Anda menonton film perdana Anggy, 'Comic 8', pasti mengingat unsur pop art yang kental. Ia sering menambah unsur visual dengan warna terang dengan elemen-elemen animasi yang bisa dibilang jarang ada di film-film Indonesia lainnya. Anggy juga suka menggunakan cameo terkenal dalam film-filmnya.
Jika Anda menonton film perdana Anggy, 'Comic 8', pasti mengingat unsur pop art yang kental. Ia sering menambah unsur visual dengan warna terang dengan elemen-elemen animasi yang bisa dibilang jarang ada di film-film Indonesia lainnya. Anggy juga suka menggunakan cameo terkenal dalam film-filmnya.
Ketika mempromosikan film comedy action 'Comic 8', Anggy secara jujur mengatakan bahwa ia bukanlah penggemar komedi, dan jarang tertawa ketika menonton film genre tersebut.
Ia juga mengaku tak mengikuti perkembangan stand up comedy di Indonesia. Setelah menyutradarai 'Comic 8', Anggy justru tertarik untuk naik panggung sebagai comic.
"Stand up comedy kan berangkat dari keresahan. Nah, gue banyak keresahan yang pengen dituangkan," kata sutradara yang membuktikan keinginannya dengan mengikuti audisi stand up comedy itu.
Ketika mempromosikan film comedy action 'Comic 8', Anggy secara jujur mengatakan bahwa ia bukanlah penggemar komedi, dan jarang tertawa ketika menonton film genre tersebut.
Ia juga mengaku tak mengikuti perkembangan stand up comedy di Indonesia. Setelah menyutradarai 'Comic 8', Anggy justru tertarik untuk naik panggung sebagai comic.
"Stand up comedy kan berangkat dari keresahan. Nah, gue banyak keresahan yang pengen dituangkan," kata sutradara yang membuktikan keinginannya dengan mengikuti audisi stand up comedy itu.