"Saya sebagai tukang refleksi langganannya orang-orang penting, mulai dari politikus, dan lain-lain. Semua orang penting refleksinya sama saya. Kesulitan iya, tapi Lola orangnya serius, jadi kita reading dulu sebulan. Nah, disitu saya didatengin tukang urut beneran. Saya belajar tentang refleksi itu dan memang nggak bisa main-main," ceritanya saat ditemui di Galeri Cipta 3, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (27/1/2014).
Pria yang pernah berperan sebagai 'Jokowi' itu benar-benar ingin mendalami perannya sebagai tukang pijat. Menurutnya, menjadi tukang pijat bukan hal yang sembarangan. Terlebih lagi, sang sutradara Lola terinspirasi dari seorang tukang pijat dalam membuat film tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Teuku juga mengalami kesulitan dalam mendalami perannya. Sebab, ia harus berlogat Sunda. Teuku merasa menjadi tukang pijat asal Sunda jauh dari karakter sebelumnya.
"Dari 2003 peran aku nggak ada yang sama, selalu berbeda. Dengan tampang aku yang sederhana bisa dimainkan ke karakter apa saja. Film yang perannya lumayan buat aku," pungkas aktor 33 tahun tersebut.
(mau/wes)