"Saya riset lima tahun itu untuk visualisasikan cerita Buya Hamka dengan detail-detail yang menyamai aslinya," kata Sunil kepada detikHOT usai pemutaran perdana filmnya.
Observasi, proses pra-produksi, casting serta skenario untuk film ini dimulai sejak 2008. Untuk pendalaman karakter (reading) disediakan waktu enam bulan, dan pengambilan gambar selama enam bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Produksi juga susah karena detail banget, tapi saya nggak mau kecewain pembaca dan penonton," lanjut Sunil.
Beberapa mobil antik dan mewah pada zamannya, dicari Sunil dari kolektor. Set rumah bak istana tempat para bangsawan berpesta, ia dapatkan dari kerabatnya.
"Sedangkan total figuran hampir 5 ribu orang," terangnya.
Untuk menjaga keauntetikan cerita, produksi film juga dilakukan di beberapa kota yang tercantum dalam novel, seperti di Padang, Makassar, Jakarta dan Surabaya. Seperti di '5 CM' yang menangkap keindahan visual Gunung Semeru dan sekitarnya, 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck' juga berusaha menghadirkan keindahan bumi pertiwi yang menjadi latar tempat dalam cerita.
'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck' mulai tayang di bioskop hari ini, Kamis (19/12/2013).
(ich/mmu)