Aksi-aksi Joe Taslim yang Mencuri Perhatian di Film

Aksi-aksi Joe Taslim yang Mencuri Perhatian di Film

- detikHot
Kamis, 01 Agu 2013 13:34 WIB
Aksi-aksi Joe Taslim yang Mencuri Perhatian di Film
Jakarta - Joe Taslim memulai kariernya di akting lewat film horor 'Karma' produksi tahun 2008 yang disutradarai oleh Allan Lunardi. Namun namanya melejit dua tahun lalu setelah tampil sebagai sersan Jaka di film 'The Raid'. Berikut ini momen-momen yang mencuri perhatian penonton dari Joe Taslim.

Pertarungan dengan Mad Dog

Film 'The Raid' arahan sutradara Gareth Evans memberikan Joe Taslim porsi yang cukup besar sebagai pemimpin pasukan elit, Sersan Jaka. Mantan atlet Judo itu juga diberi kepercayaan untuk melakukan adegan pertarungan panjang dengan Mad Dog (Yayan Ruhiyan).

Meskipun kalah dari si bengis Mad Dog, tetapi penampilan Joe cukup berkesan. Buktinya, sutradara 'Fast and Furious 6' Justin Lin meliriknya untuk ikut terlibat dalam produksi.

Waterloo Fight

Sebagai aktor baru di perfilman Hollywood, Joe tak berharap banyak saat ia mendapat kepercayaan untuk berperan sebagai Jah dalam 'Fast and Furious 6'. Tapi, ia datang ke Spanyol dan Inggris selama empat bulan untuk pengambilan gambar dengan etos kerja tinggi.

"Gue mau buktiin, loe orang semua percaya sama gue, gue kasih nih 150 persen. Jadi lo lihat, orang Indonesia kerja keras, orang indonesia fokus," ucapnya bersemangat.

Justin selalu mengamati penampilan aktor-aktornya setiap hari. Jika bekerja dengan bagus, sang sutradara tak segan memberikan peran lebih. 'Waterloo Fight' adalah adegan Joe dengan durasi terpanjang. Saat melakukan itu, ia hanya diberikan waktu satu hari. Dalam adegan Tersebut, Joe menghajar SUng Kang dan Tyrese Gibson.

Dialog Bahasa Indonesia di 'Fast Six'

Senyum lebar terlukis di wajah Joe Taslim usai pertama kali nonton 'Fast and Furious 6' bersama beberapa media di Indonesia beberapa bulan lalu. "Lega adegan saya berbahasa Indonesia nggak dipotong," ucapnya.

Perihal dialog tersebut yang selalu dipikirkan Joe sebelum film tayang. Kekhawatirannya mungkin beralasan, mengingat ini kiprah perdana mantan atlet Judo itu di film Hollywood.

Dalam sebuah adegan kejar-kejaran mobil dengan tim Dom, Joe dan timnya berkoordinasi dengan bahasa masing-masing. Tim mereka digambarkan sebagai pasukan elite yang menguasai beragam bahasa.

Sebelum adegan itu diambil gambarnya, sutradara Justin Lin meminta para cast untuk berdialog dengan bahasa tempat kelahiran mereka. Sempat ada kekhawatiran dari Joe jika sutradara meminta ia menggunakan bahasa lain. Namun kekhawatiran itu hilang seketika.

"Jadi yang luar biasa dari sutradaranya itu nggak egois, aktor-aktor bisa angkat negaranya juga. Satu orang Denmark, orang Afrika, orang Indonesia," tuturnya.

"Saya boleh nggak bahasa Indonesia?" tanya Joe pada sang sutradara. "Iya boleh, memang karakternya dari Indonesia, kenapa harus bahasa yang lain?," ucap Joe lagi menirukan jawaban Justin.

Kendarai Tank

Sejak awal franchise 'Fast and Furious' dibuat, mobil-mobil keren berkecepatan tinggi selalu ditampilkan.Β  Ketika diberi Range Rover, Joe sempat berpikir, 'Yah, di Indonesia juga ada." Namun aktor berusia 31 tahun itu tak berkecil hati. Ia selalu berusaha memberikan fokus dan energi maksimal dalam setiap degan yang ada di skenario.

Melihat dedikasi yang diperlihatkan Joe, sutradara Justin Lin kemudian memberikan kepercayaan lebih. Menurut Joe, adegan-adegan dirinya di film, tidak sebanyak yang ada di skenario. Jadi itu merupakan pengembangan karena performa Joe yang dinilai bagus.

"Nggak ada gue di skrip pakai tank. Orang pake Mustang, Dodge, mobil yang gue pake buat ngegiles semua. Keren banget, buat gue mobil yang paling dahsyat ya mobil tank-nya," ucap Joe sambil memeragakan ketika membawa kendaraan itu.

Peran Yamada

Joe dipilih sutradara Danial Rifki untuk memerankan karakter Yamada, pria Jepang berdarah Indonesia yang tinggal lama di Negeri Sakura. Joe tidak tenggelam di balik nama Atiqah Hasiholan dan Ario Bayu yang lebih berpengalaman dalam akting, khususnya film drama.

Justru ia mampu menampilkan dengan baik sosok Yamada yang periang dan gentle. Dialog Jepang yang diucapkan pun terdengar lancar keluar dari mulutnya, juga dari Atiqah dan Aryo. Tetapi, karakter Yamada bisa dibilang agak terlalu fasih dalam pelafalan bahasa Indonesia--untuk ukuran pria yang sejak lahir di Jepang.

Joe mengatakan cukup akrab dengan karakter orang Jepang saat ia menjadi atlet Judo, dan sempat berlatih di Negeri Sakura. Oleh karena itu, ia merasa dekat dengan karakter Yamada. Kebiasaan senyum orang Jepang dan ekspresi muka ketika berbicara, sangat diperhatikan oleh Joe.
Halaman 2 dari 6
(ich/ich)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads