Selain itu, Amek sempat tak lulus Ujian Nasional (UN) tahun lalu. Hal tersebut yang membuatnya semakin tidak yakin bisa menggapai cita-citanya.
Namun, dari semua kekurangan dirinya tersebut, Amek memiliki kelebihan yakni kemahirannya dalam mengendalikan kuda. Amek yang hanya tinggal di desa Mantar bersama sang ibu, Siti dan kakaknya Minun yang sangat pintar itu selalu mendapat dukungan dari orang-orang terdekatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitulah sepenggalan cerita sebuah film layar lebar yang berjudul 'Serdadu Kumbang'. Film yang digarap oleh Ari Sihasale sebagai Produser dan Director dan Nia Sihasale Zulkarnaen sebagai Executive Producer itu menyuguhkan keindahan alam di desa Kantar, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Dengan memakan waktu hampir dua bulan, kedua pasangan itu berharap bisa memberikan suguhan yang edukatif. "Kami ingin menyuguhkan suatu yang beda untuk anak-anak di luar sana. Bahwa, setiap anak memiliki cita-cita yang pasti bisa tercapai walaupun ada satu kekurangan yang dimilikinya," ungkap Nia di Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan.
Film yang dibintangi oleh Ririn Ekawati, Titi Sjuman, Putu Wijaya, Lukman Sardi, Surya Saputra, Melly Zamri dan Putu Wijaya itu memang sengaja kembali mengangkat tema anak-anak dan pendidikan. Hal ini disebabkan karena selama ini perfilman Indonesia terlalu memanjakan hantu-hantu.
"Semuanya film di Indonesia hantu. Gimana mau mencintai film sendiri kalau filmnya begitu semua? Hiburan untuk masyarakat sangat kurang," jelas Ari Sihasale.
Lalu apakah Amek yang diperankan Yudi Miftahudin akan berusaha melakukan operasi bibir sumbing demi cita-cita yang diinginkannya? Mampukah sang ibu, Siti yang diperankan Titi Sjuman untuk melaksanakan operasi tersebut? Saksikan 'Serdadu Kumbang' di bioskop kesayangan Anda mulai 16 Juni.
(wes/ich)