Konser K-Pop online menjadi satu-satunya pilihan bagi para manajemen idola K-Pop untuk mempertemukan fans dengan para idola. Konser ini dianggap efektif karena tiket bisa dijual dalam jumlah yang tidak terbatas.
Seperti ketika BTS menggelar Bang Bang Con: the Live, konser online yang digelar pada Juni 2020. Kala itu sebanyak 756 ribu orang dari 107 negara menonton di saat yang bersamaan.
Begitu juga SM Entertainment yang menggelar konser Beyond Live untuk para artisnya. Konser yang digelar untuk SuperM berhasil menarik 75 ribu orang dari 109 negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga pemerintah Korea Selatan pun berencana membantu manajemen-manajemen K-Pop kelas menengah dan bawah agar bisa menggelar konser online seperti manajemen-manajemen besar. Dikutip dari Korea Herald, pemerintah siap menggelontorkan dana sebesar 29 miliar Won atau sekitar Rp 365 miliar.
Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk membangun studio-studio yang bisa digunakan untuk menggelar konser online. Project ini dipimpin oleh Kementrian Kebudayaan, dan bertujuan membantu para agensi kecil yang tak bisa menggelar konser online karena keterbatasan dana.
Menurut Kementrian Kebudayaan, dana tersebut akan membantu digelarnya 30 konser online.
"Sampai saat ini kami masih belum memutuskan bagaimana kami akan memilih manajemen K-Pop yang akan kami bantu. Namun karena kami akan secara terbuka memilih manajemen, kurang lebih 30 perusahaan berbeda akan mendapatkan bantuan tersebut," ungkap Cho Young Kwon, perwakilan dari Kementerian Kebudayaan.
"Kami juga masih mencari tempat untuk membangun studio tersebut. Rencananya kami ingin membuka studio tersebut di paruh pertama 2021," pungkasnya.
Dengan rencana besar tersebut, muncul sebuah pertanyaan baru. Jika pandemi usai, apakah konser online masih akan terselenggara?
Sejumlah ahli menjawab pertanyaan tersebut. Simak di artikel K-Spotlight berikutnya ya!
(dal/dar)