Terbentuk sejak 2014, di tahun ini Sisitipsi merayakan lima tahun mereka bermusik bersama di dalamnya. Para personelnya mengaku tidak menyangka perjalanan mereka dapat sejauh sekarang.
Bertemu di salah satu kampus Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Fauzan Lubis (vokal), Rian Rahman (gitar), Eka Wiji Astanto (contrabass), Amoroso Romadian (trombone), Hendar Dimas Anggara (kibor) dan Aditya Rahman (drum) sebenarnya hanya memiliki cita-cita sederhan, yakni agar lagu mereka bisa diputar di tongkrongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Sebelum Sisitipsi, Ada Fly Over Lebih Dulu |
Berangkat dari impian sederhana itu, akhirnya mereka membuat akun Soundcloud dan mengunggah lagu-lagunya dalam sosial media tersebut. Tak disangka, rupanya mereka memperoleh sambutan yang hangat, tak hanya di kampus, namun juga di luar kampus. "Ternyata kemana-mana, dari mulut ke mulut," kata Fauzan Lubis.
Sambutan itu akhirnya membuat mereka bertekad untuk mengarsipkan lagu-lagu buatan mereka ke dalam sebuah album. Hanya saja, mereka saat itu mereka dibuat bingung di urusan pendanaan.
"Tapi gimana caranya punya album, cari duit, cari duit, akhirnya kami pinjem duit. Bikin album, kami sampai nginep juga di sekolahan," cerita Fauzan Lubis.
Ketika ditanyai bagian mana dari cerita mereka yang paling berkesan, para personelnya sepakat menjawab mereka selalu ingat tentang pengalaman saat pertama kali manggung di Universitas Indonesia (UI) yang terletak di Depok, Jawa Barat.
"Manggung di UI, kami naik metromini ke stasiun (Cikini). Dari (stasiun) Cikini, berangkat bawa alat (musik), gotong-gotong. Itu berkesan banget, kami benar-benar rasanya berasa manggung di luar kota, naik bus, terus naik commuter line," urai Fauzan.
(srs/doc)