Rupanya hal tersebut sengaja mereka lakukan sebagai siasat agar dapat menyampaikan cerita dari lagu mereka secara jujur.
Band yang beranggotakan Fauzan Lubis (vokal), Rian Rahman (gitar), Eka Wiji Astanto (contrabass), Amoroso Romadian (trombone), Hendar Dimas Anggara (kibor), dan Aditya Rahman (drum) itu mengatakan, hal yang mereka tulis dalam lagu berangkat dari pengamatan mereka terhadap apa kejadian yang berlangsung di sekitar mereka sehari-hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari kekonyolan sehari-hari itu yang kemudian mereka tuangkan melalui lirik. Bila dibalut dengan kalimat-kalimat nakal, menurut Fauzan, itu adalah penggambaran dari kenyataan yang terjadi dan bahasa yang memang kerap digunakan sehari-hari.
"Kalau dibilang nakal, kami mengangkat apa yang terjadj di sekitar kami dan itu nyata, jujur, itu fakta apa adanya. Jadi yang nakal dan nyeleneh itu sebenarnya adalah masyarakat," ungkap Fauzan lagi.
Baca juga: Sebelum Sisitipsi, Ada Fly Over Lebih Dulu |
Mereka mengaku senang sebab banyak penggemar mereka banyak yang mengaku merasa terhubung dengan lagu-lagu yang mereka tulis.
Namun, meski memotret kehidupan sehari-hari, pendekatan yang mereka gunakan hanya berkutat pada menyampaikan saja. Mereka tidak berusaha menyampaikan kritik apalagi mencoba mengajari para pendengarnya.
"Bukan kritik sosial, kami cuma menceritakan, kami nggak menggurui juga," tuturnya. (srs/dar)