Kendati demikian, band beranggotakan empat orang asal Malaysia, Midnight Fusic, mengakui skena musik independen di Indonesia justru lebih luas dari di negara asal mereka.
"Ya, ada perbedaan antara skena musik di Malaysia dan Indonesia, kami bisa mengatakan bahwa skena indie di Indonesia lebih luas, lebih lebar, musik-musik indie dan alternatif berekspansi menjadi lebih besar di Indonesia," ungkap Arif yang menjadi vokalis dari kuatet alternatif pop tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hal itu yang kemudian menjadi alasan mengapa mereka datang ke Indonesia untuk merekam mini album mereka.
"Kami memperoleh kesempatan, dan kami mengambil kesempatan tersebut," tutur Arif lagi.
Lantas, siapakah Midnight Fusic? Mereka terdiri atas empat orang pemuda, yaitu Raja Arif Aizudin (vokal, gitar), Adrian Danial (lead gitar), Firdaus Azmi (bass), dan Muaz Rabbani (drum).
![]() |
Datang ke Indonesia, keempatnya bertandang ke kantor detikHOT di Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan. Mereka pun bercerita, dalam mini albumnya, bekerja sama dengan Pijar.
Pijar adalah grup musik beraliran alternatif dan indie yang muncul dengan lagu-lagu misalnya 'Selatan' atau 'Akhir Pekan'.
"Kami datang ke Indonesia karena kami memproduksi lagu kami bersama Pijar. Mereka menjadi produser kami," cerita Arif.
Jika semuanya berjalan sesuai rencana, mini album mereka akan rilis pada April 2018. Di dalamnya akan ada single 'Heart of May' dan 'Lovesick' yang telah dilepas sebelumnya.
(srs/dar)