Sayangnya, ia kemudian harus hengkang demi melanjutkan pendidikannya. Setelah merampungkan pendidikannya, Dea pun kini mantap bersolo karier.
Baca juga: Dea Dalila dan Ketakutannya Bersolo Karier |
Baginya, memutuskan untuk bersolo karier dalam musik ketimbang bekerja sesuai bidang keilmuan yang ia pelajari di bangku kuliah adalah hal yang tidak pernah ia duga, tapi sekaligus keputusan yang dianggapnya tepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadinya mau kaya project-project aja. Terus ditawarin sama Musica (Musica Studios, label yang menaungi Dea) waktu itu. Terus aku lihat ya stelah ngobrol-ngobrol selama sebulan lah, karena menemukan visi dan misi yang sama juga, aku pikir, mungkin ini langkah awal untuk aku bisa lebi menggali karya-karyaku," jelasnya.
Ditanyai mengenai mana yang lebih ia nikmati, bersolo karier atau berada dalam satu kolektif musik, Dea mengatakan, keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jika berada di dalam satu band, Dea mengatakan, tanggung jawab dari sebuah karya bisa dipikul bersama-sama. Sedangkan saat bersolo karier kini, segala keputusan berada di tangannya sendiri.
"Karena kalau ngeband itu, mikir semuanya bareng-bareng nih. Sebenernya kalau solo juga, karena ada tim kan. Bedanya kalau ngeband nama satu band ini, ya dipegang tanggung jawab ramai-ramai dengan masing-masing member bandnya. Dan di panggung, nyanyi juga nggak harus full. Jadi tanggung jawabnya lebih ringanlah. Kalau solo, semua harus diemban sendiri, itu lbh berat," ujarnya.
Meski demikian Dea merasa hal itu tidak terlalu menjadi kendala baginya. Menurutnya, itu semua karena dirinya bermusik dengan sepenuh hati.
"Aku percaya kalau misalnya kita ngelakuinnya dengan sungguh-sungguh, dengan hati, pasti ada hasilnya," ucapnya lagi.
(srs/dar)