Reality Club: Menyebarkan Optimisme Lewat Lagu

Main Stage

Reality Club: Menyebarkan Optimisme Lewat Lagu

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Rabu, 26 Jul 2017 11:44 WIB
Reality Club Foto: Asep Syaifulah/detikHOT
Jakarta - Di antara sejumlah band yang akhir-akhir ini banyak bermunculan, beberapa di antaranya mungkin terdengar pretensius, baik dari segi tema yang diangkat dalam lirik maupun dari segi musik.

Namun unit indie pop asal Jakarta bernama Reality Club menawarkan sesuatu yang berbeda. Dengan menawarkan lagu-lagu yang sederhana, mereka meramu musik yang tidak hanya enak, tapi juga masuk untuk didengarkan oleh siapa saja.

Mereka adalah Faiz Novascotia Saripudin (gitar, vokal), Fathia Izzati (vokal), Nugi Wicaksono (bass), Iqbal Anggakusumah (gitar), dan Era Patigo (drum).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Everybody's open for Reality Club," ungkap Fathia Izzati sang vokalis.



Fathia Izzati, memang bukanlah sosok asing di dunia maya. Ia terkenal sebagai kittendust di jejaring sosial YouTube. Tapi jangan salah, daya tarik Reality Club tak hanya karena vokalisnya adalah seorang content creator di YouTube.

Lebih dari itu, Reality Club memang menawarkan musik yang catchy dan menyenangkan. Mendengarkan lagu-lagu dari band ini rasanya seperti diajak pergi ke sebuah taman bermain.

Lirik-lirik lagu dari band ini terdengar begitu positif, begitu pula nada-nada yang diramu bersama-sama oleh para personelnya.

"Banyak lagu kami yang tone-nya optimis. Jadi looking at world with optimistic. Karena banyak orang yang kadang berpikir bahwa reality is dark, tapi sebenernya not always. Kami mau kasih tahu, reality juga ada yang optimis," urai Faiz Novastico.

Reality ClubReality Club Foto: Asep Syaifulah/detikHOT
Reality Club sebenarnya bermula dari ide tiga orang, yaitu Fathia, Era, dan Mayo. Di waktu yang bersamaan, Fathia dan Faiz yang kakak beradik juga pernah bergabung dalam satu band yang telah bubar.

Didasari kerinduan para personelnya untuk kembali bermusik, mereka pun sepakat untuk membuat sebuah band baru bersama-sama. Sayangnya, di tengah perjalanan, Mayo memutuskan mundur karena alasan kesibukan.

Mayo yang kala itu menjadi pemain bass pun segera digantikan oleh Nugi Wicaksono.

Less is more

Sejauh ini, Reality Club telah merilis 5 single, yaitu 'The Things I Don't Know', 'Fatal Attraction', 'Is It the Answer?', 'Okay', dan 'Elastic Heart'.

Dalam pembuat lagu-lagu itu, mereka banyak mendapatkan pengaruh dari sejumlah band, di antaranya Last Dinosaurs, Arctic Monkeys, dan The Strokes.

"Itu three influences yang paling major. Sebenernya semuanya punya influences yang beda-beda dan influences mereka itu yang bikin sound di lagu-lagu kita juga jadi kaya gini, kaya gitu, karena background-nya beda-beda. I think it's unique," ujar Faiz.

Reality ClubReality Club Foto: Asep Syaifulah/detikHOT
Faiz mengaku, kendati memiliki warna musik yang beragam, mereka memang sengaja membuat lagu-lagu yang mudah didengarkan oleh siapapun.

"Jadi yang gue suka dari influence kami itu, nggak semua lagunya complicated. Jadi keeping it simple, less is more, biar lebih gampang ditangkep sama orang juga," kata Faiz.

Sejauh ini, lagu-lagu yang mereka buat pun beragam. Meski tema cinta masih dominan di lagu-lagu mereka, namun mereka juga membuat lagu-lagu dengan tema lain, misalnya guru, ambisi, hingga ikan lele.

"Kadang kehidupan personal," ungkap Faiz ketika ditanyain darimana inspirasi Reality Club ketika menulis lagu. "Nggak melulu dari personal kami aja, tapi juga observasi kami jugam apa yang kami tangkep di lingkungan kami, yaudah kami tuangin," tambah Nugi.

Reality ClubReality Club Foto: Asep Syaifulah/detikHOT
Para personel Reality Club pun terbiasa meramu lagu mereka bersama-sama. Biasanya satu orang datang dengan sebuah ide, lalu mereka pun menggarapnya sesuai dengan porsi masing-masing.

"Iya jadi kami gitu aja fluid, maksudnya kami cara mainnya seperti apa, tinggal nyesuaian aja sama yang lain. Dan prosesnya seperti apa, lumayan cair sih," jelas Nugi. (srs/dar)

Hide Ads