Meski demikian, keduanya tetap terlihat bersemangat untuk mengeksplorasi banyak hal di bawah Midnight Quickie.
Mereka mewujudkannya dalam album kedua mereka serta kolaborasi yang mereka lakukan. Baik Rama maupun Tami, keduanya sepakat ingin terus menggali apa saja yang bisa mereka lakukan dalam Midnight Quikcie.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu benar. Yang kedua, kenapa kami harus kaya gitu, karena berkolaborasi itu bukan hanya bikin musik kami jadi berwarna atau bikin kami lebih bereksperimen, tapi juga meningkatkan ilmu bermusik kami," sambung Rama.
"Misalnya karakternya A, ya mau nggak mau kami harus masukin unsur si A ini. Jadi nggak boleh egois, pure musik kita harus kaya gitu, kita harus mikirin orang yang kita ajak kolaborasi juga,"Charita Utamy |
Baca juga: Penampilan Midnight Quickie yang 'Bebas Lepas'
Tami pun mengatakan, kolaborasi tentunya memiliki tantangan tersendiri. Menyatukan sekian banyak kepala dalam satu lagu bukan lah perkara mudah baginya.
"Itu dia tantangannya, kolaborasi bikin kita nggak boleh egois, kita harus mementingkan orang-orang yang mau kita ajak kolaborasi juga," urai Tami.
Tidak Ada Kegelisahan
Belakangan ini, electronic dance music (EDM) tengah marak. Wajah-wajah baru di skena musik elektronik tumbuh bak jamur cendawan di musim hujan.
Kendati hanya tinggal berdua, keduanya tidak merasa terancam atau gelisah oleh gempuran musisi-musisi elektronik pendatang baru tersebut.
"Kami kalau sebagai musisi, berkarya ya berkarya aja. Kalau misalkan bermusik untuk menciptakan sebuah karya, kami bikin ya bikin aja," ujar Tami.
Tami justu menilai positif dengan adanya para musisi pendatang baru di skena musik eletronik. Menurutnya hal itu akan mendorong majunya musik elektronik.
"Kami kan genre-nya EDM, kalau misalkan temen-temen kami EDM, kami justru bukan gelisah ya, justru kami senang dan kami menghargai musisi-musisi EDM yang turut serta memperkenalkan lagu elektronik," ungkapnya.
Baca juga: Midnight Quickie Bawakan Single Pertama 'City Light'