"Konsep dari Zaman, Zaman kan Lo-Fi. Lo-Fi tuh estetika yang coba kami tampilin. Maksudnya, tidak bersih tuh jadi estetika musiknya gitu. Nah di format kaset, bakal lebih kotor dan ada nilai lainnya," ujarnya kala itu.
Tak hanya menampilkan estetika yang berbeda, bagi beberapa pengkoleksi rilisan fisik, album dalam bentuk kaset atau CD memiliki suara yang berbeda, bahkan lebih baik dari musik dalam format digital.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tak jauh berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Widi, bagi Suryo Kusumo, kualitas suara yang dihasilkan oleh musik dari aplikasi musik streaming sedikit menurun dibandingkan yang dihasilkan oleh CD.
"Yang pasti kualitas di aplikasi streaming agak menurun sih dibanding CD," ujarnya. "Ada beberapa band lokal yang bagusan CD-nya daripada di aplikasi streaming," lanjutnya.
Akan tetapi, bagi penikmat musik yang kini bekerja sebagai penulis konten di sebuah agensi digital itu, kualitas suara yang dihasilkan tergantung dari medium rilisan fisiknya.
"Tergantung mediumnya juga sih. CD sama kaset beda lagi kan soalnya," jelasnya. Jika disuruh membandingkan, Suryo pun lebih memilih CD dibandingkan dengan kaset.
"Kalau pribadi sih lebih prefer CD karena kaset rata-rata lebih tebal di bass," ungkapnya. Ketika ditanyai mengenai suara yang dihasilkan dari album piringan hitam, dirinya mengaku kurang paham karena tidak mendalami medium yang satu itu.
"Nggak tahu lagi kalau vinyl ya," ujarnya. (srs/mmu)