Bermodalkan puluhan alat musik tradisional, KunoKini melanglang buana melintasi benua-benua besar. Bahkan sejak pertama berdiri 2003 silam. International Folklore Festival Wismar, Jerman pernah dicicipi, begitu juga dengan Asia Pacific Week dan Live Spark Music, Brisbane, Australia.
Pada 2011, KunoKini sudah bermain ke International Folklore Festival Zeeland, Belanda. Di Indonesia, tentu saja panggung mereka sama ramainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itulah sebabnya, bukan sebuah target yang berlebihan jika KunoKini ingin membuat tradisional lebih populer di tempat kelahirannya sendiri.
![]() |
"Kami bukan ngotot untuk bisa diterima kaum urban. Ini hanya spirit dan pembuktian kalau alat tradisional itu bisa dipakai di budaya pop. Selama ini, kita terkesan kurang menjadi Indonesia di Indonesia. Dengan apa yang kita punya, kami mau membawa itu. Kalau pada akhirnya nggak diterima, nggak masalah," timpal personel lainnya, Fikri.
Berhubungan dengan pembuktian tersebut, grup pelantun 'Hey Beb!' itu pun siap menyajikannya di album terbaru. Koleksi ke-2 yang direncanakan rilis tahun ini.
"Kami bisa membuat musik sepulen musik modern dengan alat tradisional dan format rekaman 'live'. Istilahnya kami bisa membuat musik hip hop yang montok dengan alat tradisional," tutup Bhismo menegaskan.
Karena sudah menyinggung soal album ke-2, tidak seru rasanya jika KunoKini tak menceritakan sedikit bocorannya. Apa saja? Tunggu di detikHOT! (mif/mmu)