Ketika musik elektronik disambut baik di khalayak Indonesia, efeknya bercabang menjadi baik dan buruk. Baiknya, ada persaingan kualitas, buruknya terbitnya fenomena 'mendadak DJ'.
Beberapa tahun terakhir, banyak Disc Jockey (DJ) baru yang beredar di pasaran. Ada yang dari kalangan selebriti, ada juga dari para model-model cantik nan seksi yang lebih dikenal dengan nama FDJ alias Female DJ.
Selebriti dengan pamornya bisa dibilang mudah meraih popularitas di banyak acara musik dance dan klub malam. Begitu juga para FDJ yang kerap didaulat sebagai magnet utama sebuah acara. Masalahnya, apakah mereka semua benar-benar bisa memainkan turntable atau tidak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sah-sah aja sih menurut gue. Tapi ya waktu nggak bakal bohong kok. Mereka yang angin-anginan, yang aji mumpung, kita lihat nanti seberapa serius sama bidang ini," ungkap Dipha santai.
"Karena begini, tujuan gue bermusik, menjadi DJ adalah spreading the good vibes. Dan gue nggak mau tujuan gue itu ternodai sama perasaan membenci. Walaupun kadang gue sedih juga karena pesan musiknya jadi nggak tersampaikan dengan baik," sambung Dipha lagi.
Namun, DJ yang juga aktif sebagai produser dan jingle maker itu sama sekali tidak mau ambil pusing. "Pokoknya, time will tells," tutup Dipha yang baru saja merilis single 'No One Can Stop Us' itu. (mif/ron)