Baik berkaitan secara bisnis, maupun rasa dari lagu itu sendiri. Banyak penikmat musik berpendapat, bahwa rasa patah hati akan jauh lebih mudah disampaikan lewat lagu daripada jatuh cintanya sendiri.
Untuk hitungan bisnis, memang sedikit banyak terbukti, lagu-lagu bertema kepedihan punya nilai jual yang lebih. Akan tetapi, apakah musisi-musisi Indonesia di bawah ini berpendapat sama?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teman satu grup Yovie di Kahitna, Hedi Yunus turut bicara. Hedi secara jujur merasa kebingungan dengan sambutan yang luar biasa akan tema galau.
"Kebanyakan yang terjadi begitu ya, nggak tahu kenapa. Kalau mendenger tema patah hati orang cepet meresapi. Di solo karier saya, lagu kaya 'Suratku', 'Sebatas Mimpi', 'Kekasih Sejati', 'Tak Mungkin Bersatu,Β itu hits dan semua lagu patah hati," ungkap Hedi.
"Tapi, bukan berarti juga semua lagu jadi harus patah hati. Nggak setiap lagu yang kita bawakan harus sesuai hidup kita," sambung Hedi.
Berbeda dengan dua rekan sejawatnya, musisi Glen Fredly tidak setuju dengan anggapan lagu patah hati bisa lebih menjual.
"Gue sih nggak setuju. Karena pada akhirnya dikotomi itu akan menyesatkan. Karena pop nggak selamanya mudah dan tentang komersil," tutup Glenn Fredly. (mif/mmu)











































