Satu kata yang terus dipegang oleh label Demajors dalam menjalani industri musik indie adala keyakinan. Secara harfiah-nya, industri musik itu tak akan pernah mati.
Hingga akhirnya kepercayaan itu yang mendasari kenapa Demajors bisa bertahan hampir 16 tahun lamanya. Mereka bukan hanya bertahan, tapi bereksplorasi dengan industri musik indie.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Uniknya bisnis ini adalah dijalanin penuh faith, banyak yang terjadi diluar dugaan. Ya bukan sistem investasi kasih segini dapat sekian. Kita tabur aja, kayak macam Tulus kita nggak mikir bisa jadi besar," sambut A&R Demajors, David Tarigan.
"Kita ada energi tambahan yang kalau saya lihat nggak ada di buku bisnis. Terjadi kalau berbisnis seni kreatif. Kalau dibisnis ini bicara untung dan rugi akan stres. Uang butuh tapi ya mengerjakan bukan karena uang, jadi energi yang positif. Ya semua yang beli manusia ya kita memanusiakan karya kita," lanjut Adhi.
Demajors seperti menjalankan bisnis indie atas dasar pertemanan dan kekeluargaan. Bukan tidak ada dasar profesional, tapi semua seperti fleksibel tapi tetap bahu membahu membangun dengan keyakinan.
"Cuma kerja sama kami dan Tulus bukan cuma profesional. Itu ada tapi ada satu rasa yang sama dengan manajemen Tulus dan akhirnya sama-sama membangun. Jadi dua-duanya melakukan fungsinya secara baik dan saling mendukung," ungkap Project Manager Demajors, Anthono Oktoriandi.
Demajors sendiri seperti terus mempertahankan rasa kekeluargaan dan pertemanan dalam bisnisnya. Seperti apa? simak terus Main Stage detikHOT hari ini! (fk/nu2)