.webp)
Berbagai catatan pun seperti ditorehkan oleh Sony Music Indonesia. Tak melulu semua menjadi prestasi, tapi ada juga yang jadi koreksi.
"Ini (2015) trending point untuk kita. Ya organisasi internal. Kami juga memperbaiki komunikasi dan kerja sama dengan artis. Agar lebih fair sama artisnya," ungkap Managing Director Sony Music Entertainment, Alexander Sancaya kepada detikHOT belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai sebuah prestasi adalah sukses melahirkan beberapa musisi baru yang bisa dibilang potensial. Bagi segi bisnis atau pun kualitas, Sony Music Indonesia seperti sukses meraih keduanya lewat beberapa musisi barunya.
"Memperbaiki lagu-lagu dan sign beberapa artis yang potensial. This is creative businness kita harus lebih kreatif dan apa yang berhasil kemarin belum tentu dipakai tahun depan," jelasnya.
Tapi ada juga yang menjadi catatan di 2015 soal soal ritme kerja yang disebut terlalu berat. Kemudian soal produktifitas juga harus lebih diperhatikan dengan disejajarkan dengan kualitas yang tidak asal-asalan.
"Harus lebih selektif tapi produktif. Bisnis berubah cepat sekali kita harus punya energi yang cukup. Ya tapi optimis dengan itu. Banyak artis yang sudah cukup baik. Isyana adalah contoh yang baik dan semoga ada Isyana baru tahun depan," jelasnya.
Kemudian jika disebutkan dalam angka, berapa nilai Sony Music Indonesia dari seorang Alexander Sancaya? "Kita cukup lah oke. Semua sistem belum bagus banget, ya kalau ulangan nilainya 7,5 lah," ucapnya santai.
Perbincangan detikHOT dengan Alexander Sancaya akhirnya mencapai topik utamanya. Bagaimana nasib Sony Music Indonesia tahun depan? Simak Main Stage detikHOT hari ini! (fkh/dar)
