Elephant Kind, 3 Anak Muda dengan Banyak Angan-angan

Jakarta -

Geliat musik side-stream di Indonesia terus meningkat dengan kecepatan tinggi. Ada saja band, duo dan solois baru tumbuh dari ranah yang 5-10 tahun lalu cukup jarang dilirik ini. Contoh nyatanya adalah trio yang menamakan diri mereka Elephant Kind.

Band ini berdiri atas gagasan tiga anak muda yang suka berangan-angan atas nama ambisi bermusik. Mereka adalah Bam Mastro (vokal/gitar), Bayu Adisapoetra (drum) dan Dewa Pratama (keyboard/gitar).

Nama Elephant Kind mulai rutin terlihat di berbagai flyer gigs kawakan Jakarta. Bahkan beberapa bulan terakhir, namanya pun beredar hingga ke luar kota. Siapa mereka? Datang dari mana?

"Kita tiga anak muda yang pengen main musik aja sih. Anak muda yang banyak ambisi di dalam kamar, banyak ngomong sendiri. Kita banyak berangan-angan," tutur sang vokalis, Bam, mengawali saat berbincang bersama detikHOT di sebuah kafe di Kawasan Radio Dalam, Jakarta.

Ibam Mastro memang dalang di balik lahirnya Elephant Kind. Kegiatan bermusiknya dimulai sejak ia memproduseri kakak kandungnya, Ratih Suryahutamy yang membentuk Neonomora. Saat itu, Ibam sudah lama tinggal di Australia dan sedang menempuh pendidikan di Western Australia Academy of Performing Art.

Setelah hampir 11 tahun di Negeri Kanguru, Bam memutuskan untuk pulang. Ambisinya bertambah, tak hanya ingin menjadi produser, tapi juga pelaku di depan layar. Karena tak kenal siapa-siapa, ia pun bergeriliya mencari personel.

"Saat itu posisinya Neonomora selesai manggung dan kita lagi acara makan-makan. Bayu nyamperin ngajak untuk bikin band. Di hari itu juga terkumpul Dewa dan Coki (Bayu, Dewa dan Coki adalah pengiring Neonomora). Kita langsung ke studio, latihan, foto bareng jadi Elephant Kind," cerita Bam.

"Latihan pertama kali awal April 2014. Nggak lama sekitar dua bulan, Juni kita manggung pertama. Itu 'jiper' gila," kenang Bayu seraya tertawa.

Musik Elephant Kind memang secara langsung memberi warna yang berbeda di atas panggung. Nadanya yang selalu ceria membuat Elephant Kind mudah diterima di banyak kalangan.

"Hanya satu kata untuk musik kita, pop. Karena dengan pop itu lebih luas dan kita lebih bisa fight," tutup ketiganya tertawa.

Hujan di luar kafe membuat perbincangan detikHOT dan Elephant Kind semakin seru. Sambil menyeruput kopi sebagai penghangat, Elephant Kind membuka satu per satu babak hidupnya yang masih singkat. Identitas mereka, selera musik, dua rilisan EP dan gejolak lainnya sebagai musisi muda. Seperti apa? Ikuti terus Elephant Kind di 'Main Stage' detikHOT hari ini!

(mif/mmu)