Latihan, Latihan, Latihan! Awal Mula Barasuara

Main Stage

Latihan, Latihan, Latihan! Awal Mula Barasuara

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Rabu, 11 Nov 2015 11:09 WIB
Barasuara (Reno/detikHOT)
Jakarta - Sepanjang 2014-2015 ada satu nama band yang namanya kerap menjadi perbincangan di kalangan muda para penikmat musik. Masih terdengar asing, nama itu adalah Barasuara.

Band baru kelahiran Jakarta, 8 Juni 2014 itu ternyata ditunggangi oleh enam pemusik yang sudah lama berkeliaran dari panggung ke panggung. Mereka adalah Iga Massardi (gitar/vokal), Gerald Situmorang (bass), TJ Kusuma (gitar), Marco Steffiano (drum), Puti Chitara (vokal) dan Asteriska (vokal).

Menyambut 'fenomena' itu, detikHOT mencoba mencari tahu, siapa Barasuara. Belum lama ini, akhirnya band yang dikenal dengan hits 'Api dan Lentera' itu berhasil meluangkan waktunya untuk bercerita tentang jati dirinya, dalam obrolan santai sembari menyantap kudapan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ide awal Barasuara itu dari gue. Gue punya lagu-lagu yang ingin gue rekam dalam bentuk band. Sesimpel rasa pengen nge-band dan bikin lagu yang enak, udah. Tapi, bukan Barasuara sama dengan gue, tapi Barasuara adalah band berisi enam orang," buka vokalis Iga. Sebelumnya, Iga sudah berulang kali tergabung dalam sebuah band, sebut saja Soulvibe, The Trees & The Wild serta Tika & The Dissidents.

"Awalnya gue punya lagu, gue kasih dengar ke TJ. Terus, gue mau drummer band gue harus bagus, akhirnya gue ajak Marco (juga aktif menjadi drummer Raisa). Terus, gue butuh vokalis satu lagi, gua ajak Icil--panggilan akrab Asteriska. Bassis awalanya gue ajak JMono (kini mendirikan Neorotic), tapi karena jadwal yang nggak pas masuklah Gerald," cerita Iga lagi.

Akan tetapi, perjalanan mereka tidak sesingkat apa yang terucap dan tertulis. Proses ide, pencarian personel dan penggarapan materi itu berlangsung tiga tahun. Selama itu pula mereka berlima hanya latihan dan latihan, tanpa satu kali pun naik panggung.

"Perjalanannya nggak cepat. Kita bentuk band itu sudah tiga tahun. Itu kita latihan terus, bikin lagu, pokoknya memantapkan bandnya sendiri. perjalanannya sama sekali nggak singkat. Proses kreatifnya memakan waktu dan nggak instan. Musik dikerjakan di studio bareng-bareng detailnya, bahkan satu lagu bisa dibahas dua-tiga bulan. Bisa bikin part baru, bisa dibuang. Kita merundingkan bareng walaupun idenya di kepala masing-masing," timpal bassis Gerald yang juga aktif menggerakkan proyek solonya sebagai gitaris jazz.

Ketika semua lini sudah hampir matang, di situlah Puti Chitara masuk. Solois yang sudah aktif sejak 2012 itu menambah kemegahan Barasuara pada departemen vokal, bersama Iga dan Icil. Sebuah kafe di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan bernama Tokove menjadi panggung pertama Barasuara sekaligus dipilih sebagai tanggal resmi mereka berdiri. Juni Suara Kreasi dipilih sebagai label tempat mereka bernaung.

"Ingat banget waktu kita manggung pertama Juni 2014 itu penontonnya hanya keluarga dan teman terdekat," celetuk Gerald lagi seraya tertawa.

Obrolan kemudian berlanjut tentang pemilihan nama Barasuara, tujuan hingga target dan impian mereka. Tentu juga ada babak spesial soal lahirnya debut album bertajuk 'Taifun' yang disambut antusias. Seperti apa? Ikuti terus Barasuara sebagai 'Main Stage' detikHOT hari ini!

(mif/mmu)

Hide Ads