"Saat aku mendapatkan peran di film ini dan harus menandatangani kontrak, aku ingat betul membaca syarat-syarat nudity sebanyak 12 halaman dan pikiran pertamaku saat itu, 'Sial. Aku lupa kalau akan banyak adegan-adegan telanjang di film ini'," kenang Bel.
Namun setelah dipikirkan matang-matang, Bel yakin bisa mengambil sisi positif dari membintangi film 'The Diary of a Teenage Girl'. Apalagi komunikasi selalu dilakukan oleh sang sutradara, Marielle Heller, sebelum adegan-adegan tersebut dijalani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu saja menjalani adegan tersebut sangat aneh jika kau belum pernah melakukannya. Pada dasarnya kau berhubungan seks dengan orang yang tak kau kenal dikelilingi lebih dari 12 orang lain yang juga tak kau kenal. Jadi tentu saja rasanya aneh, tapi lingkungan syuting kami menyenangkan. Kru-kru film sangat luar biasa," sambungnya.
Tak bisa dipungkiri, kecemasan muncul dalam benak Bel soal pendapat orang mengenai film yang dimainkannya. Ia berusaha untuk menunjukkan bahwa 'The Diary of a Teenage Girl' bukan hanya kisah tentang seorang gadis remaja yang berhubungan dengan seorang pria dengan jarak usia belasan tahun lebih tua darinya.
"Film ini tentang kesadaran Minnie akan kebutuhan seksualnya dan masa puber. Monroe hanyalah salah satu bagian dalam hidup yang kebetulan terjadi. Kami mencoba untuk membuat film yang ingin kami buat dan bukan hanya tentang seorang pria paruh baya berhubungan badan dengan seorang remaja," tutupnya.
(dal/mmu)