Soal itu ayah satu anak ini membantah selama ini dirinya sengaja mematok harga setiap berdakwah. Bagi Solmed, ada atau tidak adanya bayaran, dakwah akan tetap ia lakukan.
"Saya sering ditanya, ustaz bayarannya berapa?. Saya akhirnya balik nanya, 'situ punya dana berapa?'. Kalau ada Alhamdulillah, kalau nggak ada ya sudah kita sama-sama tetap menjalankan acara," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seraya membetulkan letak peci yang ia kenakan, Solmed mengenang jalan panjangnya hingga bisa menjadi penceramah terkenal seperti sekarang.
"Saya sudah melewati banyak hal. Dari dakwah cuma dikasih nasi kotak sampai mau dakwah kehujanan dan basah kuyup, udah saya rasain. Saya bersyukur sekarang bisa di posisi ini," urainya lagi.

Di samping menjadi penceramah, kini dirinya tengah mengembangkan bisnis sarung celana yang ia produksi dan ia pasarkan bagi kaum muslim pria. Ketimbang dakwah, bisnis yang ia jalani sejak setahun lalu itu jauh lebih menguntungkan.
"Dari dulu saya emang begitu. Sambil dakwah jualan. Dulu saya jualannya pisang goreng sampai parfum. Sekarang cukup punya modal untuk bikin yang lebih besar, saya kembangin usaha ini dibantu istri," paparnya.
(doc/hkm)