Tak hanya menjadi seorang ilustrator handal saja, namun Mayumi Haryoto juga mendirikan agensi yang membawahi 15 orang. Usaha kreatif kecil-kecilan ini baru dibukanya pada Desember 2013 silam.
"Saya berpikir banyak ilustrator yang gambarnya bagus tapi mereka sendiri enggak tahu gambarnya itu mau dikemanain atau dipakai buat apa," ungkapnya kepada detikHOT, Rabu (2/7/2014).
Dari situ, Mayumi merintis usaha tersebut. Ia menjadi konseptornya. Awalnya hanya ada beberapa ilustrator saja yang mau menjadi kliennya. Lama-kelamaan sebanyak 15 orang bersedia. "Kayak ngajak anter teman saja dan ternyata banyak yang mau," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mayumi menamakannya Fabula Agency. Konsep agensinya adalah perusahaan yang mengatur pembagian dan jatah pekerjaan kepada kliennya. Konsep ini serupa dengan kantor berita maupun fotografer.
Sehari-hari kantor agensi Fabula berada di kawasan Menteng Jakarta Pusat. Mayumi rapat di hari biasa. Meski freelancer, ia pun membiasakan diri untuk bekerja dan selesai tepat waktu. Hal ini juga diterapkan kepada para ilustrator di bawahnya.
Kemudian apa yang menjadi daya tarik dari karya-karyanya? Dengan tegas Mayumi mengatakan, terletak pada ciri khas gambar yang dibuatnya. Banyak yang bilang gambarnya tergolong vintage.

Maksud dari kata 'vintage' adalah selalu menggunakan warna kalem, bukan primer atau warna utama. Lihat saja proyek pada poster film 'Pintu Terlarang', Mayumi hanya menggunakan warna krem dan merah bata. Sama halnya dengan mural yang dibikinnya di sebuah kafe di Jakarta, mayoritas warnanya adalah merah bata dan kuning tua.
Baru-baru ini, Mayumi pun mendesain ilustrasi untuk sampul buku 'Marmut Merah Jambu' karya Raditya Dika. Ia mendesainnya dengan dua warna yakni pink shock dan putih. "Saya memang ciri khasnya begitu. Ada yang bilang vintage dan imajinasinya bisa liar dari yang diperkirakan," tuturnya.
(tia/mmu)











































