Selama ini, penampilan fisik menjadi tolak ukur utama agar seseorang bisa dinobatkan sebagai artis dan bintang utama. Cantik, tentu saja. Di sisi lain ada nilai tambah bila mereka juga mau tampil seksi hingga tak segan beradegan ranjang.
Apalagi, di era 1980-an film-film berbumbu sensual memang marak di pasaran. Beberapa artis senior pun kemudian sempat menyandang status bom-seks karena perannya yang menantang di layar lebar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sosoknya yang kerap dinilai pas-pasan dalam hal penampilan sering dinomorduakan ketimbang artis-artis lainnya yang penampilannya jauh lebih menarik. Secara satir, kekecewaan tersebut pun sempat ia lontarkan di ajang Indonesian Movie Awards 2010 lalu, saat dirinya berhasil membawa pulang penghargaan di kategori Pemeran Wanita Terbaik.
Β "Semoga bukan karena saya sudah tua, jadinya saya yang dapat penghargaannya," ujarnya kala itu yang bersaing dengan bintang-bintang muda macam Atiqah Hasiholan, Tika Putri, dan Fanny Fabriana.
Mengenang momen tersebut, Aty pun bertutur mengenai fenomena industri film Indonesia. "Masa-masa dulu saya aktif di film ya ceritanya nggak pernah lepas dari adegan panas. Padahal namanya film, supaya bagus kan nggak cuma karena itu," ujar pemilik nama asli Aty Nurhayati Djosan itu.
Maka, ia pun harus ikhlas ketika dirinya hanya sering dijadikan pemain dengan peran kecil. Tak jarang, ia pun hanya bermain sebagai pengisi suara di sebuah produksi film.
"Harusnya saya memang lahir di Hollywood," selorohnya. "Di sana banyak lahir film bagus tapi pemerannya nggak harus dipatok cantik atau seksi," tambahnya serius.
(doc/hkm)