Apa alasan di balik keputusan Advent menjadi pendeta? Ia pun menceritakan lewat perbincangan hangat bersama detikHOT di kediamannya di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Jauh sebelum namanya dikenal, Advent ternyata punya masa lalu yang pahit. Sejak kecil, setiap orangtuanya tak di rumah, ia mengaku kerap dianiaya salah seorang abangnya yang baru keluar dari penjara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu saya ditarik ke sungai, dipukul dan diinjak-injak, ditenggelamkan. Hampir mau mati saya. Untung waktu itu banyak yang lihat dan menolong, akhirnya abang saya itu kabur," kisah bungsu dari delapan bersaudara itu.
Bukan itu saja, Advent pernah pula bersama kakak perempuannya diganggu sekelompok pemuda mabuk. Karena sang kakak diganggu, Advent pun melawan. Namun lantaran perkelahian tak seimbang, dirinya pun nyaris mati dikeroyok.
"Kakak saya berhasil lari. Saya lawan, tapi saya jadi dikeroyok sama sekitar 30 orang dan nyaris ditikam. Untung saya berhasil selamat," kata pria kelahiran Kabanjahe, Sumatera Utara, 12 Oktober 1952 itu.
Berbagai trauma itu kemudian berubah menjadi dendam membara di hati Advent. Alhasil, ia pun memutuskan untuk kabur dari rumah mendaftarkan diri pada sebuah perguruan karate. Bersambung...
(bar/hkm)