Adik dari Omar (16) dan kakak dari Karil (12) itu lebih memilih untuk menjadi pemain tengah. Kenapa? "Menurutku menjadi pemain tengah itu bisa membantu seluruh pemain yang ada di lapangan," paparnya mengajukan alasan.
Sejak umur 3 tahun Emir memang sudah akrab dengan bola. Umur 4 tahun ia sudah ikut bertanding. "Sampai pada akhirnya aku masuk sekolah sepakbola di Indonesia, ya Arsenal itu. Latihannya seminggu dua kali, kalau tandingnya seminggu 1 kali," terangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat harus hijrah ke Singapura, Emir tak begitu saja melepaskan kegemaraannya itu. Bahkan ia semakin kuat untuk mengasah kemampuannya dengan bergabung di Junior Soccer School Leangue (JSSL). Dengan ritme yang hampir sama di Jakarta, ia dapat kembali melanjutkan menekuni hobinya itu.
"Kalau masuk klub maunya ke Barcelona tapi kalau main maunya di Indonesia. Kalau pemain favoritnya Ahmad Bustomi karena keren banget mainnya dan midfielder sejati. Yang di luar itu Sergio Kun Aguero, kalau dia aku suka rambutnya dulu mirip aku tapi mainnya juga keren," jelasnya seraya berbahak.
Namun, ada impian lain Emir selain menjadi seorang pesepakbola handal. Emir sangat ingin menjadi ilustrator. Ya, kebiasaan melukis juga sudah ditekuninya sejak dini. "Kalau di bola itu aku merasa keren tapi memang soul aku di kedua bidang itu," terangnya.
(wes/hkm)