'Arthur 3': Ketika Nyamuk Raksasa Menyerbu Manusia

Jakarta - Libur telah tiba, dan musim film anak-anak pun bersemi kembali. Salah satunya adalah 'Arthur 3' karya terbaru sutradara Perancis Luc Besson. Jika Anda tidak sempat menonton 'Arthur and the Invisibles' (2006) dan 'Arthur and the Revenge of Maltazard' (2009), jangan khawatir karena akan ada resumenya di awal film dalam 5 menit. Bagi yang mengikuti kedua prekuelnya, tentu ini film yang wajib tonton.

Singkat cerita, Maltazard (Lou Reed), sang Evil M—yang sekilas hidungnya mirip dengan Voldemort--sudah lolos dari dunia Minimoy yang sebesar kurcaci dan kini ia berwujud manusia. Sedangkan, Arthur (Frieddie Highmore) masih berukuran liliput. Maltazard—yang menyangka McD adalah singkatan namanya itu—ingin membuat tentara dan kendaraannya (alias nyamuk) menjadi seukuran manusia dan menjajah bumi. Dan ramuan itu ada di rumah Arthur.

Tentu Arthur dan kawan-kawannya, Putri Selenia (Selena Gomez) dan Pangeran Betameche (Jimmy Fallon) berupaya mencegahnya. Sayangnya, mereka kesulitan memperbesar diri, di samping ada Darkos (Iggy Pop), putra M yang polos dan rindu belaian sang ayah. Dan inilah pertempuran di dunia manusia, ketika ratusan nyamuk raksasa memborbardir kota kecil itu.

Karena ini adalah film segala umur, maka tentu saja petualangan menegangkan tapi menyenangkan akan tersaji di sana-sini, yang tentunya begitu menghibur. Mengingat lokasinya adalah dunia "nyata" maka asyik juga melihat para Minimoy itu menggunakan mainan anak-anak—kereta, pesawat, mobil balap—menjadi kendaraan mereka. Dan ada nilai-nilai keluarga dan kebaikan yang terselip.

Karakter juga diberi sentuhan dan mengalami pengembangan. Misalnya, Selenia yang judes tapi sebenarnya ada hati dengan Arthur, atau perilaku kedua orang tua Arthur yang jenaka. Kita juga diajak untuk memasuki dunia lebah yang ajaib. Dan, inilah favorit banyak orang: Darkos yang berwajah preman tapi berhati selembut salju dan bertingkah seperti balita.

Dalam film berdurasi 101 menit ini, kita akan melihat penghormatan kepada 'Star Wars' (1977). Dalam semesta film ini, George Lucas terinspirasi dengan Darkos saat ia mewawancarainya dalam kondisi perang. Silakan tengok sendiri betapa kocaknya adegan ini, lengkap dengan score musik 'The Imperal March', 'Lightsabers', dan 'Parade of The Ewoks' dari John Williams.

Dan tentu saja, kehadiran ikon musisi pemberontak Iggy Pop sebagai pengisi suara Darkos (menggantikan Matthew Gonder dan Jason Bateman) bukannya tanpa alasan. Selain karena cocok menjadi "anak" Lou Reed, ia pun menyanyikan 'Rebel Rebel', lagu karya David Bowie produksi 1974. Karena itu, jangan beranjak dari tempat duduk sebelum "credit title" selesai ditayangkan.

Film ini begitu menghibur si kecil --anak-anak dan keponakan kita. Tapi bagi orang dewasa, khususnya yang suka Star Wars dan rock klasik, juga akan menemukan kenikmatan tersendiri. Sebuah tontonan yang segar untuk seluruh keluarga.

(mmu/mmu)