Saat jumpa pers, aktor yang memulai kariernya sebagai pekerja teater di Teater Populer itu mengaku merasa seperti 'pulang kampung'.
"Saya seperti pulang kampung main di Teater Koma. Rupanya dalam hidup saya perlu detoks. Teater adalah detoks, pembersih dan memberikan saya kembali inspirasi. Kesegeran berekspresi," tuturnya saat ditemui di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (17/7/2019).
Menurutnya, ada perbedaan yang jauh antara bermain di layar kaca dengan panggung teater. Ketika main film dengan penonton tak ada kontak emosional. "Harga saya menjadi berarti ketika main teater. Saya bermain di depan penonton, dengan waktu yang sama dengan orang yang menonton saya," ucapnya.
![]() |
"Saya bermain, ketika selesai kalau tidak suka telur busuk akan sampai ke kepala saya. Kalau suka, akan menyalami. Keringat masih hangat, ada unsur yang tidak ternilai ketika main teater," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bersyukur pada Tuhan sudah banyak hal yang terjadi. Nano dan saya belajar di Teater Populer. Nano mengembangkan apa yang dia dapat dan saya mengembangkan apa yang dia dapat," tutur Slamet bersemangat.
Dalam lakon 'Goro-goro: Mahabarata 2', ia berperan sebagai Batara Guru. Ketika tawaran muncul, dia mengatakan tidak kuat main teater berdurasi 4 jam.
"Nano bilang ini 3 jam, oke saya bilang bagian depan saja, saya sudah tua 70 tahun takut ngantuk," tukasnya sembari tertawa.
(tia/nu2)