Australia - Contemporary Worlds: Indonesia tengah digelar di National Gallery of Australia. 24 karya seniman Indonesia yang dipamerkan di sana.
24 Karya Seni Kontemporer Indonesia di Galeri Nasional Australia
Seniman asal Bandung Tisna Sanjaya menampilkan instalasi berjudul Seni Penjernih Dialog dalam ajang Contemporary Worlds: Indonesia yang digelar di Galeri Nasional Australia. (Eny/detikcom)
Memanggungkan Kebersamaan itulah nama instalasi karya seniman Yogyakarta, Jompet Kuswidananto yang ditampilkan di Contemporary Worlds: Indonesia. Jompet menghadirkan sosok tak berupa dan bertubuh di atas sebuah truk tua. (Eny/detikcom)
Seniman kontemporer muda yang tengah menyelesaikan studinya di Jepang, Albert Yonathan Setyawan, menghadirkan karya berupa instalasi keramik yang diberi judul Shelters 2018 - 19. Albert membuat 1.800 komponen terakota yang disusun dengan cermat dalam kotak persegi.Β (Eny/detikcom)
Seniman Bandung Faisal Habibi membuat instalasi Mind the Gap Series untuk ditampilkan di Contemporary Worlds: Indonesia. Faisal menghadirkan kumpulan keping-keping sisa dari lempengan baja yang telah dipotong.Β (Eny/detikcom)
Tema lingkungan hidup diangkat seniman Tita Salina untuk dipamerkan di Galeri Nasional Australia. Tita menghadirkan instalasi bertajuk 1001st Island - The Most Sustainable Island in Archipelago.Β (Eny/detikcom)
Entang Wiharso membuat instalsi seni nan indah melalui karyanya Temple of Hope: Door to Nirvana. Karya seni tersebut merupakan candi terbesar yang pernah diciptakannya dan untuk pertamakalinya pengunjung bisa masuk ke dalamnya.Β (Eny/detikcom)
Agus Suwage, seniman kontemporer terkemuka menghadirkan dua lukisannya di Contemporary Worlds: Indonesia. Pertama adalah lukisan berjudul Mr C dan Gauguin's girl dan kedua, Fragmen Pustaka #2 After Raden Saleh. (Eny/detikcom)
Sementara itu seniman muda Zico Albaiquni membuat lukisan khusus untuk gelaran Contemporary Worlds: Indonesia di Galeri Nasional Australia. Zico yang merupakan putra dari seniman Tisna Sanjaya itu menghadirkan lukisan karyanya yaitu 'far evidently, the fine arts do not thrive in the Indies' dan 'Ladies and gentleman! Kami present, Ibu Pertiwi!. L
Β (Eny/detikcom)