Lukisan-lukisan tersebut berasal dari Istana Negara dan Istana Merdeka Jakarta, Bogor, Cipanas, dan Yogyakarta. Koleksi benda-benda seni yang ada di Istana Kepresidenan RI ada lebih dari 15.000 item yang telah diseleksi oleh tim kurator Mikke Susanto dan Rizki A. Zaelani.
Seperti dikutip dari katalog pameran yang didapatkan detikHOT, Senin (1/8/2016) disebutkan usaha perdana mengumpulkan lukisan dan benda-benda koleksi Istana Kepresidenan dimulai pada 71 tahun yang lalu oleh Presiden Sukarno, dimulai masa penjajahan Belanda hingga kini. Di era Presiden Megawati Sukarno Putri, upaya telah digagas tapi banyak kendala, seperti sumber daya dana, sumber daya manusia, dan kesiapan birokrasi internal istana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karya-karya yang dipamerkan pun akan terbagi dalam beberapa sub-tema. Di antaranya, potret tokoh-tokoh penting perjuangan kemerdekaan Indonesia, kondisi sosial masyarakat masa revolusi, dan jejak perjuangan dari masa penjajahan Belanda hingga era 1950-an.
Sejumlah masterpiece maestro dianggap sebagai karya penting sekaligus menjadi saksi kemerdekaan Indonesia. Seperti Raden Saleh yang melukis 'Penangkapan Pangeran Diponegoro' (1750), karya Affandi 'Laskar Rakjat Mengatur Siasat' (1946), S. Sudjojono, 'Kawan-Kawan Revolusi' (1947), 'Di Depan Kelambu Terbuka' (1939) atau karya 'Sekko/ Perintis Gerilya' (1947), maupun karya Harijadi S. 'Biografi II Malioboro' (1949).
Selain karya terbaik maestro, sebuah reproduksi lukisan Henk Ngantung berjudul 'Memanah' juga dipamerkan. Lukisan ini bersejarah karena menjadi saksi saat kemerdekaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diikrarkan Sukarno dan Hatta di depan teras rumah, Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Tangan model di lukisan adalah lengan Bung Karno. Karya reproduksi dikerjakan oleh pelukis kenamaan, Haris Purnomo.
Sejumlah masterpiece karya pelukis dunia juga dipamerkan. Seperti Diego Rivera, Raden Saleh, Miguel Covarrubias, Walter Spies, Rudolf Bonnet, Lee Man Fong, Hendra Gunawan, Ida Bagus Made Nadera, Srihadi Soedarsono hingga perupa berskala nasional seperti Mahjuddin yang merupakan representasi tentang ikon-ikon pengisi kemerdekaan tersebut.
Selain itu, buku-buku koleksi benda seni yang diterbitkan semasa Presiden Sukarno (edisi Dullah hingga Lee Man Fong, 1956-1965), booklet Istana Kepresidenan Republik Indonesia dari tahun ke tahun, dan sebuah buku 'Rumah Bangsa' (2004) juga ditampilkan sebagai pendukung pameran.
Eksibisi koleksi seni Istana Kepresidenan dibuka pada 1 Agustus pukul 09.00 WIB, dan dapat dikunjungi publik secara cuma-cuma hingga akhir bulan ini. (tia/wes)











































