Setelah dibawa dari Yaman oleh para pedagang Arab pada awal abad ke-16, Tarian Zapin ini kemudian merebak di Riau hingga Singapura, Sarawak dan Brunei Darusalam.
Zapin masuk ke Nusantara sejalan dengan berkembangnya agama Islam sejak abad ke-13 Masehi. Kesenian yang dibawa para pendatang tersebut kemudian berkembang di kalangan masyarakat pemeluk agama Islam, sekarang kita dapat menemukan Zapin hampir di seluruh pesisir Nusantara, seperti: pesisir timur Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau. Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung. Jakarta, pesisir Utara-Timur dan Selatan Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Nusantara, Zapin dikenal dalam dua jenis, yaitu Zapin Arab yang mengalami perubahan secara lamban, dan masih dipertahankan oleh masyarakat turunan Arab. Jenis kedua adalah Zapin Melayu yang ditumbuhkan oleh para ahli lokal dan disesuaikan dengan lingkungan masyarakatnya.
Berangkat dari keberagaman Zapin yang tumbuh subur di Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia akan menyelenggarakan Temu Zapin Nusantara 2015. Kegiatan bertaraf nasional ini akan diikuti oleh peserta perwakilan dari seluruh provinsi di Indonesia dan akan digelar pada tanggal 28-29 November 2015 di Candi Bentar, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.
(kmb/kmb)