Nah, kata kuncinya ternyata mudah saja agar buku bisa meledak di pasaran. Yakni, hindari kata-kata klise dan kebanyakan kata kerja.
Para peneliti yang berasal dari kelompok peneliti komputer Stony Brook University, New York ini mengatakan memang ada rumusan faktor yang menentukan kesuksesan buku. Di antaranya adalah seberapa menarik buku, kedekatan, gaya penulisan dan seberapa mengikat pembaca alur ceritanya. Namun memang ada faktor eksternal lain seperti misalnya keberuntungan penulis yang menentukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teknik analisa ini disebut sebagai stylometri statistikal, yang menggunakan matematik untuk meneliti penggunaan kata dan kalimat. Hasilnya luar biasa efektif untuk memperkirakan apakah sebuah buku akan jadi populer atau tidak.
Peneliti menemukan ada kesamaan dari sejumlah buku yang sukses di pasaran. Seperti penggunaan banyak kata sambung sererti 'dan' serta 'tetapi'. Juga penggunaan banyak kata benda dan sifat.
Sementara buku-buku yang tergolong tak laris, cenderung banyak memasukkan kata kerja dan menunjukkan aksi atau emosi hanya dengaan kata-kata biasa, seperti 'ingin', 'membutuhkan', 'berjanji'. Sementara buku laris lebih menunjukkan proses munculnya perasaan itu.

Guna menemukan buku yang kurang sukses untuk diuji, peneliti mengambil pertimbangan dari situs Amazon untuk buku dengan ranking terendah. Mereka juga menggunakan buku 'The Lost Symbol' karya Dan Brown. Meski buku ini cukup sukses di pasar, namun justru menarik karena kritik negatif dari sejumlah media.
"Memprediksi sukses sebuah penerbitan menimbulkan dilema yang luar biasa untuk penerbit dan calon-calon penulis," kata Asisten Profesor Yejin Choi, salah satu penulis publikasi penelitian dari The Association of Computational Linguistics.
"Yang terbaik yang bisa ketahui, adalah bahwa penelitian kami adalah yang pertama memberikan pandangan secara kuantitatif hubungan antara gaya menulis dengan sukses di pasar," kata Choi.
Choi melanjutkan sebelumnya memang sudah ada penelitian tentang resep rahasia buku sukses. Namun penelitian serupa lebih banyak bersifat kualitatif, berdasarkan sejumlah buku dan fokus hanya pada isi buku. Juga pada kepribadian dari sosok protagonis, antagonis dan plotnya.
"Sementara penelitian kami meneliti secara lebih luas dan mendalam, melibatkan 800 buku dari berbagai genre," kata Choi.
(utw/utw)