Jerome Polin menjadi salah satu yang menyerahkan langsung 17+8 Tuntutan Rakyat ke DPR RI bersama dengan sederet influencer dan selebritas. Jerome mengaku semula dirinya takut buat bersuara.
Youtuber dan kreator konten itu datang bersama Jovial da Lopez, Andovi da Lopez, Salsa Erwina Hutagalung seorang konten kreator dan aktivis, Abigail Limuria (co-founder What Is Up Indonesia?), Fathia Izzati Malaka (musisi dan aktivis sosial), Andhyta F Utami (ekonom lingkungan), Cheryl Marella (jurnalis), JS Khairen, dan Cania Citta.
Pertama kali turun ke jalan dan bersuara sebagai rakyat kepada pemerintah, ternyata membuat perasaannya berkecamuk. Jerome mengaku semula takut untuk bersuara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jujur dari dulu aku selalu takut untuk speak up soal suatu isu di Indonesia, apalagi turun ke jalan. Takut salah ngomong, takut di-judge, takut pengetahuanku kurang banyak, takut di-framing, takut diserang, banyak takutnya," tulis influencer dan youtuber berusia 27 tahun itu, dalam unggahannya dilihat Jumat (5/9/2025).
Namun, pikirannya tak bisa tenang. Dia mengaku kepikiran soal banyak hal bila dirinya tetap diam.
"Jujur kemarin-kemarin sempat kepikiran, 'Duh kalau aku gak bersuara kayak gini hidpuku bakal tenang-tenang dan aman-aman saja padahal'. Tapi, melihat impact dan banyak orang yang terbantu serta mendukung, aku ngerasa semua 'ketidaknyamanan' ini worth it," ungkapnya.
"BTW, terus ingetin diri kita bahwa perjuangan hari ini bukan hanya untuk kita sendiri, tapi untuk seluruh rakyat dan juga anak cucu kita di masa depan. Kita pasti mau negara kita lebih baik untuk mereka. Semangat," pesan Jerome.
Lulusan Universitas Waseda ini berhasil melalui rasa takutnya. Dia menuliskan juga merasa heran bisa melakukan hal ini.
"Aku bertanya pada diriku sendiri, tapi sepertinya ada 1 jawaban. Yaitu aku tidak sendiri. Aku didukung oleh banyak teman-teman, dan aku tahu banyak orang yang menggantungkan harapannya ke gerakan ini," ungkapnya.
Dia mengaku sempat down ketika di-framing jadi buzzer, mau masuk politik, provokator, dan disalahpahami. Namun, menurutnya itu semua tidak lebih penting daripada tercapainya keadilan dan hak rakyat.
Jerome senang bisa mengambil bagian sebagai rakyat biasa untuk berjuang bersama rakyat Indonesia. Solidaritas rakyat Indonesia membuat Jerome kagum. "Jadi teman-teman mari kita berani untuk memperjuangkan hak kita, kawal terus, dan tetap hidup ya," tukasnya.
(pus/wes)