.webp)
Dalam persidangan terakhir kasus dugaan pemerasan dan TPPU Nikita Mirzani ada pembahasan soal rumah. Fitri Salhuteru meminta publik untuk tak terpancing akan hal itu.
Pada Kamis (14/8) lalu, Nikita Mirzani mendengarkan kesaksian tim marketing PT Bumi Parama Wisesa, Bambang Sumanto. Hal itu buntut pernyataan bintang film Comic 8 tersebut yang menyalurkan uang dari Reza Gladys untuk cicilan rumah.
Nikita Mirzani rupanya membeli rumah baru berlantai empat di Nava Park, BSD. Ia bahkan mendapat diskon khusus kurang lebih Rp 10 miliar dari pengembang setelah membuat konten rumah impian di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fitri Salhuteru lalu mengimbau agar publik tidak terjebak dalam isu yang menyesatkan. Ia meminta lebih bijak dalam menyimak fakta persidangan.
"Saya juga sudah tayangkan di socmed saya, agar kita itu smart dalam melihat perkara yang sedang berlangsung ini. Sudahilah giringan-giringan opini ini yang membuat kalian itu denial atas fakta yang terjadi," tuturnya saat ditemui di kawasan BSD, Tangerang Selatan, Selasa (19/8/2025).
Pengusaha sekaligus selebgram itu merasa tak masalah Nikita Mirzani mendapat diskon dari pengembang rumah. Ia yang punya rumah di lokasi yang sama juga merasakan hal serupa dari ibu tiga anak itu.
"Saya juga kan walaupun kecil-kecilan pengembang ya, itu biasa memberikan harga perdana untuk orang-orang yang pertama kali beli, untuk memberikan diskon spesial," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Fitri Salhuteru menyindir Nikita Mirzani terkait mau somasi Bank BCA. Menurut Fitri, Nikita justru diserang orang pintar.
"Kalau tujuannya membodohi masyarakat seperti contohnya BCA mau disomasi itu kan lucu ya. Akhirnya kan terdakwa diserang oleh orang-orang yang pintar ya, bukan buzzer nih, oleh orang-orang yang berilmu bahwa apa yang dikatakan itu ya lucu," tambahnya.
Fitri juga menyinggung bahwa aksi-aksi semacam ini justru dikhawatirkan mengalihkan perhatian dari inti perkara hukum yang sedang dihadapi Nikita Mirzani, yakni dugaan pemerasan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
"Saya gak tahu apakah itu mengalihkan fokus atau tidak, tetapi kalau pihak dari terdakwa ini selalu mengalihkan fokus akhirnya apa? Mereka tidak fokus kepada pembelaan. Menurut saya ya, tidak fokus kepada pembelaan dirinya sendiri untuk melepaskan tuduhan terhadap pemerasan dan TPPU-nya. Gitu sih, menurut pendapat pribadi saya seperti itu ya, sudahilah gimik-gimik ini," tutup Fitri.
(fbr/mau)
