.webp)
Artis Qory Sandioriva mengalami perjalanan hidup yang gak mudah. Selain masalah rumah tangga, Qory juga berjuang menghadapi autoimun yang diidapnya selama 17 tahun.
Qory Sandioriva menceritakan dirinya didiagnosis mengidap autoimun pada usia 17 tahun. Dia menceritakan ada faktor genetik untuk autoimun yang diidapnya.
"Pertama memang saya genetik, Mama saya almarhum meninggal autoimun, kakak saya autoimun. Kedua, saya kan atlet sirkulasi darahnya bagus. Saat itu disuruh berhenti, dua minggu kemudian saya pingsan, tapi dibilangnya waktu itu masih kekentalan darah, kekurangan protein C dan S," cerita Qory Sandioriva dilihat dari channel YouTube Official Trans TV, Jumat (25/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan berusia 33 tahun itu juga sempat pingsan saat akan menuju Miss Universe 2009. Barulah dari situ, dia mengetahui mengidap lupus.
"Cuma kaget aja, waktu itu kan tahu lupus tidak ada obatnya, di tahun itu. Apalagi persepsinya mirip HIV AIDS padahal itu dua hal berbeda. Drop, cuma Yayasan Puteri Indonesia memberikan kesempatan pada saya, mungkin yang terakhir kalinya saya go to Miss Universe," tuturnya.
Menjalani pengobatan autoimun menahun berimbas pada kondisi tubuhnya. Puteri Indonesia 2009 itu mengalami kerusakan pada organ tubuhnya.
"Itulah yang menyebabkan saya rusak 13 organ, (di antaranya) jantung, paru-paru, ginjal, hati. Terus sampai sekarang saya masih ada radang otak yang susah disembuhkan, saraf, tulang belakang, rahim," ungkap Qory Sandioriva.
Oleh karena itu, melahirkan Ganesa Tashi Tungka adalah sesuatu yang sangat berharga untuknya. Ganesa adalah buah hati satu-satunya dari pernikahannya dengan Ramon Y Tungka.
"Ganesa precious banget buat saya. Tujuh kali hamil cuma satu yang selamat," aku Qory Sandioriva.
Bintang film Purple Love itu mengakui tidak mudah memang untuk sampai di titik ini. Namun, ada banyak hal yang membuatnya terus semangat untuk bangkit, termasuk kehadiran Ganesa.
"Yang pertama saya punya Tuhan yang lebih besar dari pada dunia ini, saya yakin. Kedua, saya diberikan amanah seorang anak, masa sih saya harus lelah terus. Dia yang selalu membuat saya tuh, 'Mama lelah, tapi mau berjuang lagi, berjuang lagi'," ungkapnya.
Qory Sandioriva mengakui membicarakan autoimun dulu adalah sesuatu yang tidak dia suka. Kini, berbagi cerita tentang perjuangannya adalah hal yang menyenangkan untuknya.
"Dulu saya ada rasa gak suka kalau diomongin autoimun. Tuhan memberikan kepercayaan saya jadi duta autoimun, ternyata itu healing buat saya," tukas Qory Sandioriva.
(pus/tia)
