Artis Sarwendah tengah berduka atas kepergian sang ayah, Hendrik Lo, yang meninggal dunia pada Sabtu pagi (19/7/2025) dalam usia 63 tahun setelah sempat dirawat intensif di ruang ICU. Sarwendah mengungkapkan perasaannya yang tampak masih berat ditinggal sosok ayah yang sangat ia cintai.
"Banyak lah, aku masih muda membahagiakan dia," ujar Sarwendah di rumah duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara, Sabtu (19/7/2025) malam.
Sarwendah juga masih kepikiran untuk menghandle pekerjaan ayahnya usai meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Otomatis kontraktor dia kan harus kita yang harus handle, terus karena kontraktornya aku handle. Karena kontraktor lagi full banget, kan kemarin dia mau renov rumahnya sendiri, pasti jadinya jadi delay-delay. Aku mau ngerenovin rumahnya dia," ungkapnya.
Sarwendah juga menceritakan momen terakhir bersama sang ayah sebelum keadaannya menurun. Bahkan ia semoa ngobrol dan telfonan.
"Sempat ketemu, sempat nemenin. Pada saat itu masih sempat ngobrol biasa aja... karena dia ambil tindakan ya sebelum keadaannya tambah menurun. Sempat ngobrol biasa aja, karena kan dia memang suka telfonin aku," kata mantan istri Ruben Onsu tersebut.
Ia juga mengenang pesan terakhir sang ayah yang begitu membekas. Sarwendah juga diminta jangan sedih oleh ayahnya.
"Banyak. Sebenarnya, 'Lu harus bahagia. Kalau lo sedih, nanti gue juga sedih.' Itu aja sih, wajarlah orangtua," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Menurut Sarwendah, sang ayah adalah sosok yang penuh kasih dan sangat dicintai oleh orang-orang di sekitarnya. Bahkan banyak yang berduka atas kepergian ayahnya.
"Yang aku senang adalah semua orang yang kenal papi tahu papi orangnya baik banget, friendly banget. Aku senanglah kalau papi aku banyak disayangin sama semua orang. Ya bisa kalian lihat orang yang datang juga, yang kirim karangan bunga atau apapun. Jadi aku senang," ujarnya.
Selain berbagi duka, Sarwendah sempat mengabarkan bahwa dirinya juga belum sepenuhnya sehat. Ia sempat cek rutin terkait kesehatan di kepalanya.
"Aku check up, aku check up rutin kepala aku. Ya udah lah," katanya singkat.
Jenazah sang ayah rencananya akan dikremasi pada 23 Juli mendatang. Sarwendah menjelaskan pemilihan tanggal tersebut berdasarkan perhitungan fengshui.
"Enggak ada alasan khusus. Hitungan fengshui aja. Papi aku kan lumayan Chinese toktok jadi itung fengshui. Jadi udah diitung tanggal 23," jelasnya.
Sesuai tradisi keluarga, abu mendiang ayahnya akan dilarung di laut.
"Abunya udah mau ditabur. Waktu itu kan nenek biasa ulang tahun di kapal, jadi nanti pas kremasi sekalian ngasih mau kayak gitu lewat Yeye. Karena kan Yeye suka ngumpul-ngumpul. Nenek udah beli tempat yang double karena nenek request mau abunya bareng," kata Sarwendah.
Di mata Sarwendah, sosok ayah begitu luar biasa.
"Sosok Yeye sebagai ayah, ayah yang support anaknya, sangat sayang anaknya, selalu mengusahakan yang terbaik buat aku," pungkasnya.
(fbr/nu2)