Di tengah hiruk-pikuk konten digital yang penuh gimmick dan sensasi, nama Omped Visual muncul jadi pembeda. Akun YouTube ini menghadirkan lakon komedi yang dianggap menyenangkan.
Sosok di balik akun Omped Visual ialah Alfarid Ramadani. Dia mungkin tak lagi asing bagi warganet, namun tak banyak yang tahu perjalanannya.
Alfarid Ramadani mulai dari seorang pelajar biasa yang di sela belajar dan istirahatnya iseng membuat sketsa komedi. Berbekal kamera ponsel seadanya, unggahan bertema kehidupan pelajar, guru killer, hingga perbedaan generasi itu perlahan viral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Awalnya cuma buat lucu-lucuan. Ternyata banyak yang nonton dan bilang relate banget," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (28/6/2025).
Tak menyinggung SARA atau memakai kata-kata kasar, Omped Visual justru berhasil membangun semesta komedi yang ramah. Kian matang secara ide dan konsisten, kini akun YouTube @omped_visual22 sudah menembus angka 12 juta pelanggan.
"Bagi saya, bikin konten itu bukan soal viral, tapi soal bikin orang ketawa tanpa harus menjatuhkan siapa pun. Waktu pertama kali ditonton jutaan orang, saya sempat mikir: serius ini lucu? Tapi ternyata justru karena relate," katanya.
Tak hanya soal angka, kehadiran Omped Visual juga diakui Kemenparekraf dalam program khusus yang mempertemukan content creator inspiratif dan berdampak positif. Dalam forum tersebut, ia berdiri sejajar dengan Windah Basudara, Yudist Ardhana, dan Zuni and Family sebagai penyebar dampak positif lewat konten digital.
"Saya bangga bisa diundang Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dulu cuma penonton, sekarang bisa satu forum sama Windah, Yudist, dan Zuni Family," tuturnya.
Dengan 12 juta pelanggan di Youtube, 8 juta lebih pengikut TikTok, dan pengakuan dari pemerintah, Omped Visual tak berpuas diri. Lebih dari sekadar viral, mereka adalah representasi generasi baru yang melek digital namun tetap membumi.
Ia pun tetap ingin konsisten berkarya dengan terus menghadirkan tawa tulus yang lahir dari hal sederhana.
"Centang biru itu bukan soal gaya. Buat saya, itu simbol kalau karya saya beneran diakui dan dipercaya," ujarnya.
(mau/aay)