.webp)
Hasil autopsi dari kematian selebritas Hollywood Matthew Perry diketahui akibat efek kuat dari ketamin. Ternyata obat tersebut pernah diungkapkannya dalam buku memoar yang terbit pada 2022.
Dalam buku memoar berjudul Friends, Lovers, and the Big Terrible Thing: A Memoir, bintang serial Friends itu mengatakan ia menerima infus ketamine saat berada di klinik rehabilitasi selama pandemi di Swiss.
"Ketamine adalah obat jalanan yang sangat populer pada tahun 1980an. Sekarang ada bentuk sintetisnya, dan digunakan karena dua alasan: untuk meredakan nyeri dan membantu mengatasi depresi," jelasnya dalam buku memoarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apakah nama saya tertulis di atasnya, mereka mungkin juga menyebutnya 'Matty'," tulisnya lagi.
Matthew Perry menuliskan obat ketamine sebagai metafora 'hembusan napas raksasa'. Ketika menerima ketamine, ia akan menutup matanya lalu mendengarkan musik.
Ketika diinfus, dia mengaku seperti merasa sekarat dan memisahkan diri dari jasadnya. "Oh, saya pikir, mungkin seperti inilah perasaan ketika mati," ungkap dia.
"Mengambil K seperti dipukul di kepala dengan sekop raksasa, tapi mabuknya sangat berat dan melebihi sekopnya," tulis sang aktor.
Dari hasil laporan toksikologi Matthew Perry, terungkap bahwa dia telah mendapatkan infus ketamin bahkan setelah dia tinggal di Swiss. Tapi yang terakhir kalinya terjadi sekitar 1,5 minggu sebelum kematiannya.
Pemeriksa medis secara khusus mencatat bahwa waktu paruh ketamin hanya tiga hingga empat jam, sehingga infus terakhirnya tidak mungkin menjadi faktor kematiannya.
Dari hasil autopsi juga disebutkan, bintang 17 Again itu meninggal karena tenggelam, penyakit arteri koroner, dan opioid buprenorphine.
(tia/pus)
