.webp)
"Sebulan menikah dia memutuskan untuk bercerai yang saya tahu ya selalu diancam. Kalau sering diancam gitu kan nggak nyaman, ya lebih baik cerai," kata Yani ditemui di Pengadilan Agama Bogor, kemarin.
Lebih jauh Yani mengaku ancaman itu berupa verbal dan non-verbal hingga di jaringan telekomunikasi Hana Hanifah. Namun, sang ibu mengaku sudah memiliki bukti ancaman itu.
"Ya melalui chat, namanya ancaman, nggak enak semua, kan. Ada yang langsung juga banyak sih, ya bukti-bukti juga ada," kata Yani.
"Kalau kata-katanya sih mau menghancurkan. Menjatuhkan kariernya. Ya nggak sesuai yang dipikirkan ya, dikira baik, nggak tahunya gitu," timpal pengacara Hana, Ferdian, dalam kesempatan yang sama.
Sebagai ibu, Yani merasa kecewa anaknya mendapatkan pengancaman. Padahal awalnya Randy terlihat baik-baik saja.
"Karena kenalnya belum lama jadi kita nggak terlalu kenal, kita kan baik kan, belum nikah baik saja awalnya, tahunya ya. Iyalah sebagai orang tua kecewa, harusnya ada yang menjaga, nggak tahunya bukannya menjaga malah bikin nggak nyaman anak saya," beber Yani.
Yani mengaku awalnya Hana tak mau bercerita saat mendapatkan pengancaman. Karena Hana sempat takut dengan Randy.
Yani juga sempat tak menyetujui perceraian anaknya. Namun seusai Hana sudah ada konflik, ia mendukung anaknya untuk bercerai.
"Awalnya nggak mau cerita karena kan takut saya kepikiran, pas saya paksa akhirnya dia cerita juga bahwa suaminya kayak begitu, saya kaget. Makanya kaget akhirnya dia mau bercerai. Tadinya saya nggak setuju sebelum saya tahu. Pas tahu ya sudah, gimana dia, kan dia yang menjalani rumah tangga. Kalau suda nggak nyaman sok saja. Senyamannya," pungkasnya.
(fbr/mau)
