Rhaka Ghanisatria selaku Co Founder and The Brain Menjadi Manusia bercerita mengenai pengalaman kelamnya sebelum bangkit di panggung Pesta Kita.
Sebelum bergabung dengan Menjadi Manusia, Rhaka mengaku pernah memiliki penyakit mental.
Kala itu ia divonis pada 2016 di saat isu mental tersebut masih sangat tabu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya secara fisik terlihat biasa saja, tetapi saya memiliki penyakit mental dan divonis itu pada 2016," ujar Rhaka di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (15/10/2023).
"Itu dimana sakit mental saat itu masih amat tabu. Maka saya melampiaskannya pada tembakau gorila sampai saya tersungkur di lantai," sambungnya.
Karena terlalu banyak merusak tubuhnya, Rhaka kemudian dibawa ke rumah sakit jiwa dan dirawat di sana.
Setiap malam Rhaka mengalami sleep walking dan berakhir diikat di tempat tidur.
"(Saat diikat) Saya berteriak memanggil suster untuk membukakan ikatan itu," cerita Rhaka lagi.
"Ketika dibuka, saya duduk di lantai, dan kepala saya nyender di kasur. Saya tanya sama diri saya sendiri, 'lu mau ngapain sama hidup lu?'" tegas Rhaka pada dirinya sendiri.
Setelah keluar dari rumah sakit jiwa, Rhaka merasa perlu mengulang lembaran baru pada hidupnya.
Ia merasa perlu menggunakan kesempatan keduanya untuk menjadi manusia yang berguna dan lebih baik sebelum akhirnya bergabung dengan Menjadi Manusia.
(pig/tia)