.webp)
Berkecimpung di dunia hiburan sebagai seorang penyanyi jazz membuat sosok Sastrani Dewantara tak usainya diterpa hingar-bingar kehidupan. Ditambah dengan kondisi pandemi, solois soprano Indonesia National Orchestra itu pun tak jarang dibuat tertekan oleh hidup.
Lalu ia diperkenalkan pada Falun Dafa. Itu merupakan salah satu metode pengolahan jiwa dan raga sambil mengadopsi prinsip Sejati-Baik-Sabar dalam buku Zhuan Falun. Dari situ, Sastrani merasa telah menjadi manusia seutuhnya.
"Latihan ini membimbing saya untuk menjadi manusia yang sejati dan menuntun saya menjadi lebih baik dari hari ke hari," ujar Sastrani Dewantara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Sastrani Dewantara sendiri menyebut dirinya sosok yang ambisius dan egois meraih tujuan. Tak jarang ia juga menghiraukan perasaan orang lain.
"Sebelum saya berlatih Falun Dafa, saya adalah orang yang sangat ambisius. Seorang musisi yang mengejar urusan duniawi dan materi," tutur Sastrani.
"Namun pada tahun 2020, pandemi menyerang dan kondisi keuangan otomatis menyusut, dan situasi ini membuat saya ada pada titik terendah hidup saya," sambungnya.
Sastrani belajar aspek kesadaran, kerelaan melepas, menanggung penderitaan, dan banyak lainnya. Ia pun mengaku amat bersyukur bisa mengenal Falun Dafa lantaran berhasil mengubahnya menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
"Menerapkan Sejati-Baik-Sabar, terus terang pikiran saya menjadi lebih ringan, dan saya sangat tenang, di antara rumitnya situasi dan kondisi," pungkasnya.
Perlu diketahui, Falun Dafa sendiri berasal dari Tiongkok pada 1992 silam. Metode ini berpusat pada penyeimbangan antara kesehatan mental dan fisik.
Falun Dafa juga bukan hanya berpusat dengan peragaan gerakan lembut saja, tapi juga penanaman mindset terkait moralitas dan pengelolaan hawa nafsu.
Bila ingin mengenal Falun Dafa lebih lanjut, dapat mengikuti webinar atau langsung datang belajar di tempat-tempat latihan yang tersebar di seluruh Indonesia. Link mengikuti webinar dapat diperoleh di website: belajarfalundafa.com.
(mau/aay)
