Perkembangan industri produk perawatan wajah semakin hari makin berkembang dan banyak bermunculan menawarkan sesuatu untuk menarik masyarakat.
Yang belakangan menjadi sorotan adalah penggunaan bahan baku kimia sintetis pada industri skincare. Influencer sekaligus selebgram Ikbal Alexander mengungkapkan sisi gelap tersebut.
"Ini tidak hanya berdampak jangka panjang tapi secara tidak langsung mencemari air dan tanah," ujar Ikbal yang juga merupakan Founder Kertabumi Recycling Center, saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu bahan baku sintetis tersebut adalah paraben yang berdampak negatif bagi kulit dan lingkungan. Karena itu pula, Kertabumi Recycling Center yang menjadi klinik sampah mulai mengampanyekan skincare organik atau natural sejak 3 tahun lalu.
"Supaya punya pengetahuan yang cukup untuk sharing dan kami mulai tahun lalu edukasi dan pelatihan tentang skincare organik mulai dari sabun batang, sabun cair, lotion, dan lain-lain," tambahnya.
"Karena itu hari ini kami hadirkan Serenitree sebagai wujud untuk berikan akses kepada masyarakat untuk dapatkan skincare yang ramah lingkungan," sambungnya lagi.
Menurutnya, ceruk pasar skincare ramah lingkungan ke depan akan semakin besar seiring dengan adanya kesadaran masyarakat terhadap bahan alami. Beberapa brand skincare besar pun sudah ada yang memiliki lini produk ramah lingkungan.
Ikbal menekankan pihaknya juga merancang packaging produk Serenitree yang ramah lingkungan. Di mana botol produk skincare perdana Serenitree bisa didaur ulang.
"Kami juga nggak pakai label plastik. Botol boleh dikirim ke bank sampah, pemulung atau kirim ke Kertabumi, kami ada rekanan di 47 kab/kota," sebutnya.
Founder Serenitree, Sandra Djajadisastra resmi meluncurkan produk skincare Serenitree yakni Body Wash (Hydrating & Brightening serta Hydrating & Calming) dan Body Lotion (Moisturizing & Brightening serta Moisturizing & Calming).
"Perawatan kulit natural adalah pasar yang menjanjikan, karena selain bagus untuk kulit juga untuk alam," sebutnya.
(wes/dal)