Sosok Reza Abdul Jabbar, Pengusaha Kaya Suami Baru Peggy Melati Sukma

Kabar bahagia datang dari Peggy Melati Sukma. Setelah 11 tahun menjanda, kini ia resmi dinikahi oleh pengusaha kaya raya, Reza Abdul Jabbar.

Diketahui, sebelumnya Peggy Melati Sukma dan Reza Abdul Jabbar belum pernah bertemu. Sehari-hari, Peggy Melati Sukma menjalani aktivitas di Indonesia sementara Reza Abdul Jabbar berada di New Zealand.

Reza Abdul Jabbar juga merupakan seorang duda. Istrinya telah lebih dulu meninggal dunia pada tahun 2022. Seperti apa sosok Reza Abdul Jabbar? Simak profilnya berikut ini.

Reza Abdul Jabbar merupakan seorang pengusaha ternak asal Indonesia yang memiliki lahan di New Zealand. Ia lahir di Pontianak pada tahun 1975 silam.

Reza Abdul Jabbar menempuh pendidikan di Massey University hingga S2. Setelah itu ia bekerja di perternakan sapi potong, rusa, kambing, dan domba.

Ia bekerja selama 4 tahun hingga menduduki posisi manager. Kemudian, ia mulai pindah ke perternakan sapi perah terbesar di New Zealand. Sejak saat itulah ia mulai mengumpulkan modal untuk memulai usaha ternaknya.

Ia pun sukses mengembangkan usahanya di New Zealand. Diketahui, Reza Abdul Jabbar memiliki perternakan bernama Rural Practice Yrust seluas 850 hektar yang menjadi tempat untuk 2500 ekor sapi perah.

Menjadi seorang peternak adalah cita-citanya sejak kecil. Saat usianya menginjak 7 tahun, ia sudah memberitahukan kepada ayahnya bahwa ia ingin menjadi peternak.

Mendengar hal itu, sang Ayah pun turut mendukung dan membantunya. Selain pengusaha, Reza Abdul Jabbar juga seorang imam besar masjid di New Zealand dan aktif dalam dakwah islam seperti Peggy Melati Sukma.

Sebelum menikah dengan Peggy Melati Sukma, Rezza Abdul Jabbar pernah menikah dengan wanita bernama Silvi dan dikaruniai 5 orang anak. Silvi merupakan wanita yang bekerja di bidang perbankan dan keuangan, sebelum akhirnya bertugas di Kementerian Pembangunan Nasional dan menikah dengan Reza Abdul Jabbar.

Walaupun Reza telah menjadi pengusaha ternak yang sukses, ia masih aktif untuk mengajar di sekolah dan organisasi. Alasannya, meski usaha ternaknya mampu menghasilkan banyak uang, tetapi menurutnya bisa melayani orang lain adalah hal yang lebih berharga.