Raja Charles Ingin Harry Datang Penobatan, tapi William Khawatir

Hingga kini masih belum ada kejelasan soal kehadiran Pangeran Harry dan Meghan Markle di acara penobatan Raja Charles. Acara tersebut rencananya akan digelar pada Mei 2023.

Raja Charles dikabarkan telah meminta bantuan Uskup Agung Canterbury untuk mencapai kesepakatan dengan Pangeran Harry dan Meghan Markle. Sang raja tetap ingin putra bungsu dan menantunya menghadiri acara tersebut walaupun keduanya secara terang-terangan menyerang istana Inggris.

Menurut Raja Charles, ketidakhadiran Pangeran Harry dan Meghan Markle akan menjadi gangguan yang lebih besar daripada ketidakhadiran mereka. Namun Pangeran William punya kekhawatiran tersendiri.

Dikutip dari Mirror, Pangeran William khawatir kehadiran Harry dan Meghan justru akan semakin memperkeruh keadaan. Ia menganggap adik dan iparnya akan membuat acara penobatan menjadi sebuah pertunjukan untuk mereka sendiri.

Sumber menyebut Pangeran Harry akan ditawari jaminan informal soal gelarnya yang akan tetap dipertahankan, juga posisi duduk di Abbey untuk membuatnya hadir. Namun, Pangeran William berharap kunjungan Harry akan diatur dengan ketat agar tak mencuri perhatian.

"Masalah substansinya adalah apakah mereka menghadiri penobatan. Kalau datang, dengan syarat dan ketentuan apa?" ungkap sumber.

"Keluarga ini sudah terpecah, dan indikasinya ada pada Harry disarankan untuk tidak menyetujui apa pun pada tahap ini dan ikut dalam permainan hingga menit terakhir. Hal ini membuat negosiasi dengannya menjadi sulit," lanjutnya.

Diketahui, Raja Charles beberapa waktu lalu berniat untuk merampingkan monarki. Hal ini membuat gelar Harry dan kedua anaknya terancam akan dicabut.

"Pihak Harry memperjelas bahwa Harry hanya akan menghadiri penobatan dan berperilaku baik. Namun kalau pada akhirnya gelarnya dicabut, hal ini adalah permulaan yang salah," jelas sumber.

Sebelumnya, Pangeran Harry dan Meghan Markle terus memberikan pernyataan yang mengejutkan mengenai kehidupan mereka di istana. Hingga kini, pihak kerajaan Inggris masih memilih untuk bungkam dan enggan mengomentari segala tudingan mereka.