Trauma Masa Lalu Bikin Pangeran Harry Nempel pada Meghan Markle

Pangeran Harry dan Meghan Markle selalu tampak mesra di depan publik. Berbeda dengan anggota kerajaan lain yang jarang menunjukkan afeksi, keduanya tampak bergandengan tangan hingga saling merangkul di berbagai acara.

Rupanya, ada alasan khusus di balik sikap Pangeran Harry yang seakan tak bisa lepas dari sang istri. Menurut Tom Bower sebagai penulis buku Revenge: Meghan, Harry and the War Between the Windsors, Meghan Markle memberikan semua yang tak pernah didapatkan oleh Harry dari kekasih-kekasihnya terdahulu.

Bower juga menyebut Pangeran Harry adalah sosok yang hancur dan terganggu secara psikologis karena apa yang terjadi di masa lalu. Keberadaan Meghan Markle seperti 'obat' dari trauma masa kecilnya.

"Harry secara psikologis hancur karena kematian ibunya dan perlakuan ayahnya kepada ibunya, juga kepada Harry sendiri saat masih kecil," ungkap Tom Bower dikutip dari Page Six.

Putri Diana meninggal dunia pada 1997 setelah bercerai dari Raja Charles III. Kehidupannya yang sulit terekam jelas di media, juga soal perselingkuhan sang raja dengan Camilla yang sudah menjadi rahasia umum.

Kini, Pangeran Harry disebut lebih menikmati hidupnya setelah menikah dengan Meghan Markle dan memilih tinggal di California bersama kedua anaknya. Ia disebut lebih bahagia setelah mundur dari tugas-tugasnya di kerajaan.

Walaupun begitu, Tom Bower menyebut kematian Ratu Elizabeth II adalah hal yang sulit dihadapi oleh Pangeran Harry. Selain karena keduanya memiliki hubungan yang dekat sebagai nenek dan cucu, Harry juga merasa sedih karena tidak diperbolehkan mengenakan seragam militer selama prosesi pemakaman hingga tak diundang ke acara resepsi yang digelar Raja Charles III.

"Menurutku pemakaman Ratu Elizabeth II telah membangkitkan kesedihan dalam diri Pangeran Harry. Ia jauh dari keluarga dan teman-temannya, dan merasa seperti orang luar," ujar Tom Bower.

"Dan kurasa hal ini membuat tekanan besar pada hubungan Harry dan keluarga," pungkasnya.