"Gue depresi karena selama sebulan suara gue nggak balik dan kata dokternya gue harus operasi. Dokter bilang tiga minggu kemudian suara gue bakal balik, tapi nggak terjadi. Gue benar-benar ketakutan banget kalau gue nggak tenar lagi. Di momen itu gue mulai mencari Tuhan, gue menyogok Tuhan dengan tiap hari ke gereja, tapi ternyata Dia nggak mau. Kemudian gue disarankan sama Sandra Dewi untuk ketemu teman nyokapnya, Pak Benyamin Ratu, dia katanya punya karunia penyembuh gitu, pas didoakan, gue nangis. Di satu malam, tiba-tiba gue seperti mendengar bisikan dari dalam hati, 'lagi proses penyembuhan kok'. Setelah itu, gue kayak tiba-tiba aja punya keyakinan kalau suara gue bakal sembuh kok. Di situ gue mendapatkan kedamaian yang selama ini gue cari, tapi nggak bisa gue dapatkan. Kayak kedamaian secara supernatural, malam itu gue tidur nyenyak banget dan perlahan suara gue kembali."
2012 menjadi titik nadir bagi Daniel, dia mengatakan bahwa dirinya menjadi orang yang terlahir kembali. Bahkan di berbagai kesempatan Daniel Mananta menyebut usianya pun dihitung ulang sejak tahun itu, demikian juga babak baru hidupnya yang lebih spiritual dengan mengerjakan apapun atas nama Tuhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Jadi, sekarang ini apakah yang gue lakukan buat ketenaran? Not anymore. Tapi yang gue lakukan adalah untuk membuat orang-orang semakin mengenal atau setidaknya kembali lagi merindukan Tuhan, apapun agamanya. Karena ini adalah pemberian dari Tuhan dan gue akan mengembalikan lagi ke Tuhan. Jadi, ketika popularitas gue itu adalah rencana Tuhan dan ketika gue nggak famous lagi, ya itu rencana Tuhan."
Setelah periode itu, pelarian Daniel Mananta dalam labirin memang tak lantas usai, tapi seperti telah menemukan pola dan titik terang. Tak hanya suaranya dan Ketuhanan, tapi juga kepribadian sebagai suami dan ayah turut membaik. Sifat egoisnya yang dulu diakui begitu tinggi, perlahan merendah dalam peluk kasih dan cinta istri, Viola Maria, serta dua anaknya, Mila dan Noam Mananta.
"Ketika gue memutuskan untuk menjadi seorang suami dan bukan lagi seorang pacar, mindset gue berubah. Gue memutuskan untuk melayani, mendengarkan dan melakukan validasi perasaan-perasaan dia, memperlakukan dia sebagai ratu gue. Ketika gue mulai memperlakukan dia sebagai my queen, I finally become a king."
"Ke anak-anak, gue sebisa mungkin selalu bilang sama mereka, bahwa gue adalah ayah yang sayang banget sama mereka, gue bangga banget dengan mereka, bahwa mereka adalah anak yang terbaik di dunia. Kadang gue disiplin, marah, tapi itu untuk kebaikan kalian. Setiap malam gue omongin, mungkin mereka bosen kali ya."
![]() |
Kembali kepada kutipan pertama Daniel Mananta atas prinsip hidupnya untuk terus berjalan dan berlari, Daniel Mananta akan terus memegang itu. Tidak hanya untuk hidupnya, tapi juga hobi favoritnya. Saat tulisan ini dipublikasi, pria 41 tahun itu mungkin sedang berada di Amerika Serikat untuk persiapan mengikuti Chicago Marathon 2022.
"Gue tahu garis finisnya masih panjang, dan seperti maraton yang gue lakukan, setiap hari berlatih untuk satu step lebih panjang, satu step lebih panjang. Minimal ada peningkatan setiap tahunnya, kalau misalnya gagal bagaimana? Coba lagi tahun depan. Every single day, every single year I want to be a better person. Keep marching, keep running. Keep running the race, karena the race isn't over, it's not finished yet," tandasnya.
Cerita Daniel Mananta belum berhenti di sini. MTV Indonesia sebagai pintu gerbang kesuksesannya turut diceritakan hingga tuntas, A-Z. Begitu juga dengan perjalanan spiritual yang membawanya sampai bertemu Ustaz Abdul Somad. Tanpa diminta, Daniel juga mengenang perjalanan rumah tangganya yang sempat diambang perpisahan. Ikuti terus hanya di detikHOT.
(mif/nu2)